
Peraturan anak-anak Indonesia usia 0-18 tahun untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dirasa bermanfaat bagi dunia perbankan.
Mudrajat Kuncoro Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada, mengatakan kebijakan ini bagus untuk menstimulus bank-bank yang ada di Indonesia.
“Yang punya rekening di Indonesia itu hanya 40 persen saja. Dan yang pinjam ke bank itu cuma 20 persen. Menurut saya peraturan ini bisa jadi manuver yang baik untuk dunia perbankan,” ujar dia kepada suarasurabaya.net, Rabu (7/10/2015) malam di Surabaya.
Menurut Mudrajat, pemberlakuan KTP anak ini mampu meningkatkan financial inclusion (keuangan inklusif) karena mampu membuat anak-anak menjadi lebih mandiri.
“Artinya anak seusia itu dianggap sudah bisa berpikir dan tidak tergantung orang tuanya. Supaya bisa meningkatkan financial inclusion di berbagai macam daerah di Indonesia. Kan biasanya kalau dibawah usia masalah finansial masih diurusi oleh orang tuanya,” katanya.
Untuk diketahui, Kementerian Dalam Negeri mulai merancang untuk menerbitkan identitas berupa kartu tanda penduduk (KTP) khusus anak usia 0-18 tahun. Identitas ini, nantinya akan diterbitkan untuk melengkapi akta kelahiran yang saat ini sudah dimiliki oleh seorang anak. (dop/dwi)