Jerman pada Sabtu (15/8/2015) waktu setempat menyatakan akan menarik dua baterai rudal Patriot dari Turki awal tahun depan. Jerman mengakhiri perannya dalam tiga tahun misi NATO untuk membantu memperkuat pertahanan udara negara tersebut terhadap ancaman dari perang sipil Suriah.
Tentara Jerman yang dikenal sebagai Bundeswehr mengatakan bahwa mandat untuk misi akan berakhir pada 31 Januari 2016 dan tidak akan diperpanjang.
Jerman juga akan memulangkan kembali sekitar 250 tentara yang sedang dikerahkan di Turki Tenggara sebagai bagian dari misi tersebut, kata pernyataan itu.
“Beserta dengan mitra kami, yaitu NATO, kami telah melindungi orang-orang Turki dari serangan rudal dari Suriah. Kami akan mengakhiri misi ini pada Januari 2016 dan menambahkan bahwa ancaman utama di wilayah yang krisis tersebut sekarang berasal dari kelompok ISIS,” kata Ursula von der Leyen Menteri Pertahanan Jerman seperti dilansir Antara
Turki telah menjadikan sekutu NATO-nya itu untuk meminta bantuan lebih ke perbatasan yang bermasalah setelah bom mortir ditembakkan dari wilayah Suriah menewaskan lima warga sipil Turki di kota perbatasan Akcakale pada 2012 lalu.
Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman masing-masing mengirim baterai rudal Patriot untuk merespons serangan itu. Sistem rudal Patriot Jerman tersebut berbasis di kota Turki Kahramanmaras sekitar 100 kilometer atau 60 mil dari perbatasan Suriah.
Patriot awalnya digunakan sebagai rudal anti-pesawat dan saat ini digunakan untuk mempertahankan wilayah udara dengan mendeteksi serta menghancurkan rudal yang masuk. NATO mengerahkan rudal Patriot di Turki selama Perang Teluk 1991 dan pada 2003 selama konflik di Irak. (ant/rst)