Pemerintah secara konsisten terus-menerus berupaya menekan dan menangkal berkembangnya pemikiran yang mengarah kepada paham radikal atau intoleran. Upaya itu antara lain dengan membekali para jemaah haji Indonesia melalui pelatihan manasik haji tentang paham radikal.
“Jamaah haji perlu diberi penerangan tentang paham radikal sehingga mereka tidak terpengaruh paham itu,” kata Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin seperti dikutip kemenag.go.id.
Menurut Menag, ibadah haji setiap tahun dihadiri umat Muslim dari penjuru dunia termasuk jemaah haji Indonesia.
“Para jamaah tentu akan berinteraksi, agar tidak disusupi paham radikal jemaah Indonesia perlu diberi pemahaman tentang paham radikal termasuk juga ISIS (Islamic State of Iraq & Suriah),” jelasnya.
Pelatihan manasik bagi jemaah menurut Menag, rutin dilaksanakan untuk memberi pengetahuan serta pembekalan bagi jamah haji.
“Pelatihan manasik digelar 10 kali, 3 kali kantor Kemenag kabupaten/kota, 7 kali di kantor KUA,” tambahnya.
Mengenai kondisi kawasan Timur Tengah yang kini tengah bergejolak, Menag Lukman berharap tidak akan mengganggu penyelenggaraan ibadah haji.
“Kami berharap konflik di kawasan Timur Tengah termasuk di Yaman negara yang berbatasan dengan Arab Saudi cepat selesai,” ujarnya. (ant/dwi)