Memahami dunia anak-anak setelah seseorang tumbuh dewasa bukanlah perkara muda. Tapi itu dilakukan Jansen Jasien dengan menghadirkan sekurangnya 100 panel lukisna bercerita tentang anak-anak. Dolanan Anak-anak.
Tawa bocah-bocah kecil, permainan anak-anak, hingga keseharian anak-anak dituangkan diatas kanvas dengan warna-warni serta goresan cukup kuat.
“Karena anak-anak itu memang punya duniannya sendiri. Saya pernah menjadi anak-anak. Dan rasanya memang penuh warna. Ceria, tawa itu memang tidak pernah lepas dari dunia anak-anak,” kata Jansen Jasien.
Sisi kehidupan lainnya yang juga menjadi penjelajahan perupa berambut panjang penyuka keindahan candi ini, adalah bagaimana keberagaman agama memberikan banyak nilai bermakna bagi kehidupan.
Sebuah gereja lengkap dengan menara dan salip adalah bagian dari penjelajahan Jansen di sisi religi di tengah kehidupan manusia saat ini. Dominasi warna cokelat membuat gereja yang ditampilkannya seolah membisu menjadi saksi perubahan peradaban.
Demikian juga dengan penampilan Barong dari Bali yang ditampilkan di atas kanvas berukuran 1 x 1 meter seakan menginisiasi bahwa keberagaman memang mewarnai jagad yang dijelajahi Jansen.
“Anak-anak dan berbagai aspek kehidupan, di antaranya adalah keberagaman agama memang sangat menarik buat saya. Itu yang kemudian memancing ide-ide saya menuangkannya di atas kanvas,” ungkap Jansen saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Jumat (4/9/2015).
Tidak lebih dari 10 karya lukisan sengaja ditampilkan dalam mini exhibition di Supermal Surabaya Convention Center Surabaya. Jansen Jasien juga berencana menggelar pameran lebih besar pada Desember 2015 mendatang ini.
Sementara itu, buku berjudul: Jelajah Jagad yang ditulis Jansen Jasien terangkai dalam pameran kecil kali ini dan diharapkan menjadi teaser menarik bagi pameran lebih besar yang dijadwalkan digelar di Kota Batu, Malang tersebut.(tok/ipg)