Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur memperkirakan jumlah kargo yang tersendat akibat penutupan jalur kargo Bandara Juanda Surabaya setiap hari mencapai 260 ton.
“Padahal kargo melalui Juanda merupakan kargo bernilai tinggi dan mengharuskan cepat terkirim,” kata Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur, Rabu (18/3/2015).
Kargo udara, kata dia, jelas berbeda dengan kargo jalur laut maupun darat yang tidak mengharuskan pengiriman dengan cepat. Karenanya, Wahid menyayangkan penutupan yang dilakukan di jalur kargo Bandara Juanda.
Bandara Juanda, kata dia adalah bandara tersibuk nomor dua setelah bandara Soekarno-Hatta, sehingga apapaun alasannya, penutupan jalur kargo tentu akan merugikan perekonomian masyarakat.
Menurut Wahid, akibat penutupan jalur kargo, PT Angkasa Pura kini terpaksa mengalihkan jalur melalui landasan pacu.
Pengalihan inipun hanya bisa dilakukan setelah jam 10 malam atau setelah tidak ada lagi ada jalur penerbangan.
“Kalau ada barang yang sudah tiba di Juanda pagi, ya tetap harus menunggu jam 10 malam, sehingga penerbanganpun juga besok paginya, jadi memang sangat merugikan,” ujarnya.
Sekadar diketahui, dengan alasan keamanan, Puspenerbal Juanda sejak beberapa waktu lalu memang menutup jalur Kargo Juanda.
Penutupan sendiri sebenarnya juga langsung menuai protes, bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah menghubungi Kepala Staff Angkatan Laut dan Panglima TNI, sayangnya hingga kini penutupan masih juga terus dilakukan. (fik/ipg)