Jalan layang rute pintu keluar Pelabuhan Teluk Lamong menuju tol Surabaya-Gresik sepanjang 4,4 kilometer yang dibangun untuk mengantisipasi kemacetan, sudah mendapatkan izin analisis dampak lalu lintas (andalalin) dari Kementrian Perhubungan.
Edi Priyanto Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) di Surabaya, Minggu (18/10/2015) mengatakan, usai mendapatkan izin andalalin, berikutnya yang ditunggu dan masih dalam proses penyelesaian adalah izin analisis dampak lingkungan (amdal) dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jatim.
“Untuk basic design dan izin prinsip dari Kementrian Pekerjaan Umum serta izin andalalin dari Kementrian Perhubungan telah didapatkan,” ucapnya seperti dilansir Antara.
Edi mengharapkan, setelah keluar izin amdal prosesnya akan dipercepat dengan pelelangan pengerjaan jalan layang dengan sistem desain dan bangunan yang telah disiapkan kontraktor. Selanjutnya, diajukan persetujuan ke Dirjen Bina Marga sebelum dimulai pembangunannya.
“Pada prinsipnya kita berharap bisa segera selesai dan beroperasi, dan setelah pembangunan flyover selesai seluruh aset bangunan jalan flyover diserahkan dari Pelindo III kepada Kementrian Pekerjaan Umum dengan pengelola Direktorat Jenderal Bina Marga,” katanya.
Ia mengatakan, keberadaan jalan layang dari Terminal Teluk Lamong nantinya akan tersambung dengan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) serta tersambung dengan tol Surabaya-Gresik dengan total panjang mencapai 4,4 kilometer.
“Jalan tersebut terdiri dari dua jalur, masing-masing jalur terdiri dari dua lajur yang digunakan untuk kendaraan roda empat/lebih dengan lebar masing-masing 3,5 meter dan satu jalur digunakan untuk sepeda motor dengan lebar 2 meter. Sehingga jalan yang akan dibangun Pelindo III panjangnya mencapai 2,4 km dengan lebar jalan mencapai 20 meter,” katanya.
Ia mengatakan pembangunan jalan layang adalah bagian dari konektivitas moda transportasi dari dan ke Terminal Teluk Lamong, dan rancangan yang dilakukan adalah dengan multimoda transportasi.
Edi menjelaskan, multimoda transportasi yakni pertama menggunakan jalan keluar melalui Tambak Osowilangun, kemudian flyover yang menghubungkan tol Surabaya-Gresik, dan menggunakan jalur kereta api serta monorel peti kemas.
Sebelumnya, Eko Harijadi Budiarto General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Perak mengatakan pembangunan jalan layang dari Terimnal Teluk Lamong menuju tol Surabaya-Gresik bertujuan mendukung transportasi dari dan ke Terminal Teluk Lamong,
Ia mengatakan, konsep pembangunan tol menggunakan tiang pancang, sehingga diharapkan tidak terlalu banyak melakukan pembebasan lahan, atau seperti keberadaan tol Surabaya-Gresik.
Eko menjelaskan, dengan adanya jalan layang langsung dari Terminal Teluk Lamong menuju jalan tol akan mengurangi beban jalan raya di wilayah Osowilangon dan Gresik, sebab beban atau volume lalu lintas truk pengangkut peti kemas di wilayah itu sangat tinggi.
“Ada sekitar 2 juta Teus volume kontainer yang ada di Teluk Lamong, dan diperkirakan ada sekitar 500 hingga 1.000 truk setiap harinya yang lalu lalang keluar masuk di Teluk Lamong. Tentunya dengan adanya jalan layang akan meringankan beban jalan raya di wilayah itu,” katanya. (ant/dwi)