Iran kecam pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Jumat (24/7/2015), yang berencana melancarkan gerakan tentara jika Teheran tidak menghormati kesepakatan bersejarah tentang nuklir pada 14 Juli 2015 lalu.
“Sayangnya, menteri luar negeri Amerika Serikat sekali lagi berbicara tentang keburukan terkait kemampuan AS menggunakan kekuatan militer,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, seperti dilansir Antara, Sabtu (25/7/2015).
Zarif mengecam yang ia sebut ancaman kosong tidak berguna dan perlawanan terhadap bangsa Iran serta menyebut pernyataan tersebut harus dibuang pada abad ini.
Meskipun kesepakatan nuklir dicapai, beberapa pejabat Amerika Serikat, termasuk Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ashton Carter, mengisyaratkan kekuatan militer tetap disiagakan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
“Kerry dan pejabat Amerika lainnya telah berulang kali mengakui bahwa ancaman tidak berpengaruh pada kehendak rakyat Iran dan bahwa hal itu akan mengubah situasi yang bisa merugikan mereka,” kata Zarif.
“Oleh karena itu,” lanjut Zarif, “akan lebih baik untuk Amerika Serikat meninggalkan kebiasaan lama mereka dan menyisihkan sekali lagi semua bahasa yang mengancam sanksi terhadap orang-orang hebat di Iran.”
Dalam kesepakatan nuklir 14 Juli, Iran setuju untuk banyak membongkar industri nuklirnya dengan adanya imbalan pelonggaran dan pengangkatan sanksi terhadap Iran.
Enam negara kekuatan dunia –The Big Five (Prancis, Inggris, Rusia, Amerika Serikat, dan China– yang hadir dalam perundingan tersebut telah menyebut itu kesempatan bersejarah mengatur hubungan kembali dengan Iran pada jalan yang baru. (ant/den/wak)