Tim intelijen dari Polda Jatim dan petugas Imigrasi Klas I Surabaya langsung menelusuri sepuluh orang WNI asal Surabaya yang hilang di Turki. Salah satunya rumah Utsman Mustofa Mahdamy di Ampel Cempaka no 7-7A, Surabaya.
Harun Said Umar selaku Ketua RT 1 RW 2, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir mengatakan, pihak kepolisian dan petugas imigrasi itu mendatangi rumah Utsman, Jumat (6/3/2013) kemarin untuk mencari keluarganya, namun rumahnya dalam keadaan sepi dan terkunci.
Karena rumah itu sudah dijual oleh Utsman bulan November tahun 2014. “Polisi dan petugas Imigrasi itu tidak bisa menemui anggota keluarga Utsman, akhirnya mendatangi saya selaku ketua RT,” kata Harun Said kepada suarasurabaya.
Harun Said mengungkapkan bahwa dirinya ditanya itu hanya seputar keseharian Utsman, serta pekerjaannya, dan sudah berapa lama tinggal di Ampel Cempaka.
Harun pun menjelaskan, bahwa Utsman itu seperti pada umumnya, dikenal baik. Untuk pekerjaannya itu seorang wirawasta. “Iya saya jawab apa adanya, pada polisi dan petugas imigrasi. Kalau Utsman itu tinggal di Ampel Cempaka sejak Februari tahun 2013,” ujar dia.
Namun, Harun mengaku kalau sempat melihat Utsman di bulan Februai tahun 2015, pada waktu itu dia sedang mengambil beberapa barang yang masih banyak ada di rumahnya. Meskipun, rumah itu sudah dijual ke orang lain.
“Informasinya barang yang masih di dalam rumahnya itu nanti akan dibawa ke rumah pak Utsman yang ada di Surakarta. Karena, rencananya akan ditempati tahun ini,” kata dia. (bry/rst)