M. Sholeh, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, mengatakan akses jalan menuju kawasan wisata Gunung Bromo memang sudah bagus. Namun, menurutnya adanya inkonsistensi penetapan tarif jeep membuat tidak nyaman bagi pengunjung.
“Data terakhir pengunjung disana (Bromo) menurun. Menurut saya ada inkonsistensi harga penetapan tarif untuk akses transport terutama jeep. Kalau peak season bisa sampai Rp1 juta, padahal tarif normalnya antara Rp400.000-Rp500.000,” ujar dia kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu, (3/10/2015).
Selain itu, kata Sholeh, banyaknya retribusi yang berlaku di Gunung Bromo juga menyebabkan ketidaknyamanan bagi para pengunjung.
“Ada 3 karcis yang harus dipunyai bagi pengunjung jika ingin masuk ke Bromo. Ini kan membuat pengunjung tidak nyaman,” katanya.
Menurut Sholeh, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur mestinya turun tangan untuk mensinergikan para kepala daerah untuk mengatasi banyaknya retribusi di Gunung Bromo ini.
“Saya sarankan agar permasalahan ini diambil alih gubernur saja. Supaya ada sinergi antar kepala daerah,” kata dia. (dop/ipg)