Darusetyorini, Pengajar Teknik Lingkungan Paska Sarjana Institut Teknologi Adhitama Surabaya (ITATS) menilai detergent yang kemungkinan memenuhi kawasan Sungai Wonorejo berpotensi memunculkan alga berlebihan yang memicu terjadinya ikan mati massal di kawasan itu. Alga adalah jenis ganggang yang tak memiliki organ dan biasanya berwarna merah atau coklat serta hijau.
“Penyebab paling nyata dari tumpukan detergent adalah matinya biota-biota kecil yang ada di perairan. Udang dan kepiting adalah jenis yang sangat rentan mati jika kena ditergent,” kata Daru Setyo Rini pada suarasurabaya.net, Sabtu (25/4/2015).
Menurut dia, selain akan membunuh biota kecil, detergent juga akan menyuburkan tumbuhnya alga di perairan itu. Padahal alga ini jika malam hari maka tidak akan melakukan fotosintetis yang artinya akan menjadikan air sungai langsung kehilangan oksigen.
“Kalau siang, alga ini bagus karena dia menyerap detergent dan berfotosintetis yang memunculkan banyak oksigen. Tapi kalau malam, oksigen akan langsung drop, sehingga ikan yang hidup di perairan itu akan langsung kekurangan oksigen dan mati massal,” kata dia.
Selain alga, detergent juga akan memicu tumbuhnya enceng gondok yang banyak. Sama seperti alga, enceng gondok ini jika terlalu banyak juga akan menjadikan air kekurangan oksigen.
Detergent sendiri, kata dia, merupakan bahan organik yang terbut dari sulfat, fosfat dan nitrat yang sangat sulit untuk terurai, sehingga satu-satunya cara untuk menyelamatkan Sungai Wonorejo adalah dengan secepatnya menggelontorkan air sehingga detergent bisa hilang.
Sekadar diketahui, sejak Sabtu (25/4/2015) pagi, Sungai Wonorejo, Rungkut, Surabaya berubah putih karena tertutup tumpukan busa mirip ditergent. Saking banyaknya busa tersebut, Sungai Wonorejo layaknya Sungai yang penuh dengan gumpalan salju. (fik)
NOW ON AIR SSFM 100
