Melalui #Diskusi #SSToday di laman Facebook e100, para netter menyampaikan alasan mereka memilih mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah atau memperbolehkan anaknya mengendarai kendaraan bermotor sendiri dengan risiko keselamatan lebih tinggi daripada naik kendaraan umum. Meskipun para pelajar tersebut belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Berikut ini berbagai ungkapan para netter:
Setiyo Widodo menilai anak sekolah menggunakan kendaraan itu karena pengaruh pergaulan. “Teman bawa motor jadi ikutan ngerengek minta motor ke ortu. Trus ortu akhirnya belikan. Kalau udh punya SIM okelah.. Kebanyakan masih alay. Berangkat sekolah pun tanpa menggunakan helm,” ungkapnya di e100.
“Kalo d tempat saya ngantrinya lamaaaa banget nunggu penuh baru berangkat … keburu anaknya terlambat sekolah,” tulis Citra Indranani.
Senada dengan Citra, Djambi Rahardjo menilai, kendaraan umum kurang nyaman dan kurang aman. “Dengan motor pribadi lebih murah, kredit tiap bulan cuma 500rb an, sudah bisa gaya2an bawa motor.”
Sedangkan, karena menilai angkutan umum kurang efisien, Difa justru memilih mengantar sendiri anaknya ke sekolah. “Karena dia belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor sendiri,” tulisnya.
Namun, menurut Achmad Sjamsul Ardiansyah, masih banyak orangtua yang tidak seberuntung Difa yang bisa mengantar jemput anak-anaknya sendiri. “Sebagian besar masy kita masih “terbelenggu dg jam kerja ikut orang/instansi” yg mengharuskan mereka beangkat pagi2 demi pekerjaan yg ujungnya rejekinya juga buat menghidupi keluaga dirumah,” ungkap Achmad.
Sehingga, kata Achmad, itulah gunanya peraturan agar menyekolahkan anak di dekat tempat tinggal. “Biar si anak ga kesulitan dlm menuju ke sekolah, kalo orang tuanya memilihkan yg jauh karena faktor memburu seklah favorit, ya harusnya menjadi tanggung jawab orang tuanya, jangan kesan mudahnya si anak di kasih R2 dan (mohon maaf) dibelikan SIM, aman sudah, tetapi resiko di si anak, kasihan kan,” tambahnya.
Sementara, Elisa Wijaya menilai, kalau tersedia fasilitas kendaraan umum yang bersih, aman, terjangkau baik rute maupun biayanya, akan banyak pelajar yang memilih naik kendaraan umum.
Dave Edi Zaktia mencontohkan di Jakarta banyak pelajar yang menggunakan kendaraan umum, mulai dari busway, commuter line dan angkutan umum seperti angkot atau kopaja. Hal ini karena kendaraan umum dapat menjangkau akses menuju sekolah.
“Busway sudah tersambung dg kopaja ac jadi orang bs kemana aja, Selain itu pemerintah dki juga memberikan bus sekolah secara gratis,” tulis Dave Edi di e100.(iss/ipg)