Sabtu, 23 November 2024

Gereja dan Markas Aparat di Mojokerto Jadi Sasaran Terduga Teroris

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Warga di sekitar Jalan Mpunala mengerubungi pagar rumah nomor 78 yang dikenal sebagai Rumah Terapi. Densus 88 Antiteror menggerebek rumah tersebut dan mengamankan tiga orang terduga teroris di dalam rumah itu, Sabtu (19/12/2015). Foto: Maja FM

Terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror di sebuah Rumah Terapi di jalan Empunala, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, kota Mojokerto berencana meledakkan bom saat perayaan natal dan tahun baru nanti. Sasarannya, gereja-gereja dan markas aparat baik Polri maupun TNI.

Bagus Muslihin reporter Maja FM Suara Mojokerto melaporkan, ada empat terduga teroris yang berhasil diamankan dalam waktu yang hampir bersamaan, Sabtu (19/12/2015) malam, tiga ditangkap di Mojokerto dan satu lagi digerebek di wilayah Gresik. Yang tak kalah mengejutkan, mereka aliran Jamaah Islamiyah (JI) dan tergabung dalam jaringan teroris Alqaedah.

“Orang yang ditangkap itu berposisi penting,” kata AKBP Budhi Herdi Susianto Kapolres Mojokerto saat turut serta dalam penggeledahan rumah salah satu terduga teroris di Dusun Sambiroto, desa Mlate, Kecamatan puri, kabupaten Mojokerto, Minggu (20/12/2015).

Ketiga anggota jaringan Alqaedah itu sudah tinggal beberapa bulan di Mojokerto selama beberapa bulan. Mereka mengontrak sebuah rumah dan berkedok sebagai panti pijat. Mereka, Bravo, als. Moch. Choirul Anam, als. Amin asal Semarang, Jawa tengah (bos pabrik Senjatan Klaten) tinggal di Ds. Trowulan Kec. Trowulan. Teguh alias Basuki asal Magelang, Jawa Tengah tinggal di Mlaten Dsn. Sambiroto RT.03 RW. 04 Kec Puri Kab. Mojokerto. Dan Indraji Idam Wijaya alias Imran (tukang pijat) asal Banyumas Jawa Tengah, tinggal di jalan Empunala, Kota Mojokerto.

Sejak penggerebekan itu, aparat menemukan sejumlah barang bukti yang terindikasi sebagai alat pembuatan bom, diantaranya alat pemecah besi, cairan kimia dan buku-buku jihat.

Kata kapolres, mereka sangat ahli dalam membuat senjata dan merumuskan strategi dengan cara belajar dari kejadian-kejadian yang telah lalu, seperti teror bom di Paris, Perancis beberapa waktu lalu.

Barang bukti yang ditemukan itu berupa rangkaian-rangkaian, yang disatukan dari sati tempat kejadian perkara (TKP) yang satu dengan yang lain.

“Jadi untuk mengelabui aparat, mereka memisah dari satu bahan dengan bahan lainnya. Beruntung rencana mereka sudah berhasil terbongkar,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut kapolres, tim Densus 88 bersama gegana juga menemukan beberapa email yang mereka miliki serta alat komunikasi yang sudah lama dipelajari oleh tim cara berkomunikasi mereka. (bag/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs