Menggunakan perahu, aktivis Nol Sampah, Rabu (29/4/2015) membuktikan informasi yang disampaikan warga masyarakat sekitar kawasan Wonorejo itu yang menyebutkan kondisi Mangrove sebagian meranggas, mengering akibat diserang Ulat Bulu.
“Memang tidak seluruh kawasan Mangrove itu meranggas. Beberapa bagian terlihat mengering dan mati. Ternyata memang banyak sekali Ulat Bulu ditanaman-tanaman Mangrove tersebut. Akibatnya, tanaman mengering dan mati,” kata Wawan Some motor Nol Sampah.
Kalau hal itu tidak segera dicarikan solusi, lanjut Wawan, dikhawatirkan tanaman Mangrove yang berada dikawasan pesisir timur Surabaya tersebut akan tertular dan meranggas lalu mati akibat ulat bulu.
“Bentuk ulat bulunya kecil tidak terlalu besar. Warnanya abu-abu. Kayaknya seperti yang ada dipohon-pohon itu. Lumayan banyak. Harus segera dicarikan solusi, supaya tanaman lainnya tidak sampai tertular. Atau malah mati,” tegas Wawan Some.
Menggunakan perahu, bersama dengan sejumlah aktivis peduli lingkungan, serta para jurnalis, Wawan ingin memberitahukan bahwa diperlukan tindakan segera dalam rangka menjaga kondisi Mangrove.
Karena jika dibiarkan, maka fungsi tanaman Mangrove yang satu diantaranya sebagai penahan gelombang atau abrasi tidak akan berjalan sesuai dengan harapan.
“Kalau ini dibiarkan, fungsi Mangrove sebagai penahan abrasi menjadi tidak sesuai dengan harapan. Ini bahaya. Perlu segera dilakukan pembenahan,” pungkas Wawan Some pada suarasurabaya.net, Rabu (29/4/2015).(tok/rst)