Dengan setting tahun 70an, di Republik Federal Jerman, Die Bleierne Zeit berkisah tentang dua saudara saling bertolak belakang, tetapi saling menyayangi. Juliane dan Marriane. Hidup sebagai aktivis, Marriane kerap terlibat dalam pergerakan bawah tanah.
Hingga suatu saat Marriane ditangkap dan dijebloskan dalam penjara. Marriane divonis bersalah dalam keterlibatannya pada sebuah aksi pembakaran dan dituduh sebagai teroris.
Juliane rutin mendatangi Marriane didalam penjara. Keduanya akrab. Tetapi sulit bagi mereka untuk bisa saling memahami cara hidup dan pola berpikir masing-masing. Bahkan tiap berakhirnya pertemuan selalu diwarnai pertengkaran diantara keduanya. Sampai akhirnya Marriane mati di tahun 1977.
Kematian Marriane tentu saja membuat Juliane tidak percaya begitu saja. Meski kabar kematian saudaranya itu diterima dari Polisi, Juliane tetap tidak dapat menerima kematian Marriane dan bertekad untuk mengungkap kebenaran atas kematian saudaranya itu.
Film dengan durasi sekitar 100 menit ini adalah karya sutradara Margarethe von Trotta, yang diproduksi pada tahun 1981. Sang sutradara mengakui bahwa ide membuat film Die Bleierne Zeit berdasarkan kisah Gudrun Ensslin dan saudara perempuannya Christiane anggota dari RAF.
Djadwalkan film yang cukup menarik ini diputar pada Rabu (21/10/2015) di Wisma Jerman, Surabaya mulai sekitar pukul 19.00 wib, tanpa dipungut biaya.
“Pemutaran film ini adalah bagian dari Kulturprogramm, dan silahkan pecinta film di Surabaya untuk hadir dan menikmatinya di Ruang Halle, Wisma Jerman,” ujar Birgit Steffan Direktur Wisma Jerman di Surabaya pada suarasurabaya.net, Selasa (20/10/2015).(tok/ipg)