Bekerjasama dengan berbagai pihak di antaranya lembaga penelitian internasional, 6 peneliti asal sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat melakukan penelitian dan pengkajian mendalam terhadap Bahasa Jawa Kuno.
Hadir sebagai tamu dalam summer camp bertajuk: Second International Intensive Course of Old Javanese 2015, ke enam peneliti tersebut didampingi para mahasiswa serta dosen dari Universitas Surabaya (Ubaya).
Selain ke enam peneliti 2 dari Prancis (2 orang), seorang dari Belanda, 2 peneliti dari Amerika Serikat, dan satu orang dari Inggris, ikut bersama mereka 16 orang lainnya. 14 di antaranya berasal dari Indonesia dan dua lainnya dari India dan Singapura.
Mereka ini adalah para mahasiswa S2 dan juga S3, dengan usia rata antara 34 tahun hingga 60 tahun. Selain mendalami bahasa Jawa Kuno di dalam ruangan pembelajaran, para tamu dari luar negeri ini juga mengunjungi candi-candi di Gunung Penanggungan.
Mulai dari Petirtaan Jolotundo, Balekambang, Archa Lanang, Sumber Tetek (Belahan – Candi Jawi), hingga ke Candi Selokelir. Selanjutnya para peneliti ini mengunjungi Trowulan, Tulungagung, dan Kediri.
Melalui Pacet, peneliti menuju ke Trowulan, Gondang, Mojoagung (Yoni Japanan), ke Candi Arimbi (Wonosalam). Selanjutnya studi lapangan menuju Candi Penampihan, kembali ke Tulungagung mengunjungi museum Tulungagung, Candi Gayatri (Boyolangu), Candi Sanggrahan, Candi Dadi.
Saat berada di Kediri peserta penelitian ke lokasi Prasasti Pohsarang, Goa Selo Mangleng dan Museum Airlangga, serta ke Situs Semen. Sejumlah pendamping peneliti dari beberapa negara turut menyertai diantaranya dari Indonesia, Prancis, Belanda dan Italia.
Dari Indonesia Dewi Puspita Rini (ahli tata bahasa Jawa kuno), dari Belanda Prof. Dr. Willem Vander Molen seorang ahli naskah kuno, Prof. Dr. Arlo Griffiths dari Prancis ahli prasasti, dan Andrea Acri dari Italia adalah ahli naskah kuno khususnya keagamaan Indonesia kuno.
“Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan Ecole francaise d Extreme-Orient (EFEO) dan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) Belanda. Dan kegiatan ini merupakan kali kedua digelar setelah tahun 2014 lalu,” tukas Hayuning Purnama Media Relations Direktorat Marketing & Public Relation Universitas Surabaya pada suarasurabaya.net, Senin (17/8/2015).(tok/ipg)