Pada sebuah prosesi pernikahan, khususnya adat Jawa, tidak luput dari berbagai persyaratan atau biasa disebut uborampe. Mulai dari lamaran hingga pernikahan, termasuk untuk kemasan hantaran. Ini peluang usaha.
Di tengah situasi ekonomi seperti ini, mahasiswa seharusnya melihat peluang itu dan kemudian menindakalajutinya dengan membuat perlengkapan untuk ritual-ritual yang menjadi bagian penting masyarakat tersebut.
Aneka model dan kreatifitas dituntut dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Besarnya potensi itu menggelitik mahasiswa Fakultas Pengantar Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya beradu kreatifitas membuat hantaran pernikahan.
Mereka yang mengikuti kegiatan kali ini adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah pengantar bisnis. Menggunakan kardus serta koran bekas yang merupakan bahan utama pembuatan hantaran.
Pelatihan yang sebelumnya diikuti mahasiswa didukung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini, diharapkan nantinya Untag Surabaya menjadi satu di antara penyedia perlengkapan pernikahan.
“Harapannya nanti akan ada gerai khusus yang memang menyediakan berbagai sarana untuk perlengkapan pernikahan. Karena ini bagian dari ekonomi rakyat. Dan kebutuhan dalam ritual pernikahan bisa dijadikan bisnis tersendiri. Ini celah dan peluang bisnis,” terang Anjarwati dosen pengampu mata kuliah pengantar bisnis.
Sementara itu disampaikan Ida Aju Brahmasari Rektor Untag Surabaya, bahwa hantaran atau berbagai perlengkapan pernikahan karya para mahasiswa ini tidak hanya disediakan atau dijual secara konvensional tetapi juga dijual secara online.
“Karya-karya para mahasiswa ini memang cukup menjanjikan. Oleh karena itu, kami akan menjualnya secara konvensional sekaligus kami tawarkan secara online untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekaligus memberikan kesempatan mahasiswa belajar berbisnis,” terang Ida Aju Brahmasari pada suarasurabaya.net, Jumat (6/11/2015).(tok/ipg)