Jumat, 22 November 2024

Dua Saksi Dengar Teriakan Engeline Dipukul Margrit

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Margrit Megawe ibu angkat Angeline. Foto: Facebook

Dua saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum dalam sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Selasa (3/11/2015) dengan terdakwa Agustay Hamdamai sering mendengar teriakan Engeline (8), saat dipukul Margrit Megawe ibu angkatnya di rumahnya.

“Sebelum Engeline meninggal, saya mendengar teriakanEngeline kesakitan dipukul ibunya satu hari sebelum korban dikabarkan hilang pada 16 Mei 2015,” ujar Rahmat Handono, saksi kasus pembunuhan Engeline, di Denpasar seperti dilansir Antara.

Ia menuturkan, pada 15 Mei 2015, Pukul 08.00 Wita dirinya mendengar jeritan Engeline yang kesakitan yang berkata “Sakit Mami” yang terdengar dari kamar miliknya yang tidak jauh dari kamar Margrit Megawe.

Saksi kemudian keluar kamar, dan bertemu Agustay Hamdamay Pukul 09.00 Wita yang sedang terlihat memberi makan hewan peliharaan Margrit. Saat itu, Agustay bercerita kepada saksi bahwa Engeline baru selesai dipukul ibu angkatnya Margrit, dan terlihat korban mengeluarkan darah dari telinga dan hidung.

Saat hendak menegur terdakwa Margrit justru saksi Rahmat Handono bersama istrinya Susiani diminta tidak ikut mencampuri urusan keluarganya, karena ingin mendidik Engeline menjadi anak pintar dengan cara kekerasan itu.

“Saya sering mengingatkan Margrit tapi dia malah memberitahu saya agar tidak ikut campur,” ujarnya.

Saksi Susiana mengatakan, saat itu juga dirinya meninggalkan Margrit. Kemudian, pada 16 Mei 2015 Pukul 09.00 Wita, melihat Agustay memberi makan dan minum ayam milik Margrit.

Namun, saat itu saksi langsung keluar rumah membeli barang dagangan untuk dijual saat kembali dari berbelanja pukul 11.00 Wita dia melihat Agustay duduk di kursi. “Saat kembali dari pasar saya masih melihat Engeline sedang menggambar, Margrit dan Agus masih ada di rumah itu” ujar Susiana.

Kemudian, pukul 13.00 Wita, saksi meninggalkan rumah untuk berjualan dan tidak ada rasa curiga saat meninggalkan tempat tinggalnya. Namun, saat kembali dari berjualan menuju rumahnya pukul 17.00 Wita, Margrit menuturkan bahwa Engeline menghilang.

“Saya langsung mengimbau Margrit untuk mengecek di dalam rumah, namun tidak ketemu,” ujarnya.

Menurut dia, Engeline anak yang tidak pernah keluar rumah untuk bermain, kecuali sekolah. Dia juga tidak menyangka, Engeline dilaporkan menghilang dari rumah.

“Saat itu saya melihat ekspresi Margrit kehilangan anaknya biasa-biasa saja dan Agustay terlihat tetap bekerja mengurus ayam milik majikannya,” katanya.

Kemudian, pada pukul 19.00 Wita saksi melihat sahabat Margrit, Rohana mendatangi rumah terdakwa. Namun, dirinya tidak mengetahui apa yang dibicarakan. “Rohana yang sering mandikan dan merawat Engeline saat Margrit sibuk atau keluar kota,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Kemudian, pada pukul 20.00 anak kandung Margrit, Ivon datang ke rumah Margrit. Saksi melihat Ivon dan Margrit ngobrol di dekat mobil tua. (ant/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs