Kementerian Kesehatan mengirimkan 15 dokter spesialis dari Jakarta dan Medan ke ke Provinsi Riau guna mengantisipasi kabut asap kebakaran lahan dan hutan. Sudah ada deretan nama korban jiwa termasuk bayi terkait paparan asap kebakaran hutan dan lahan
“Ada tiga rumah sakit yang mengirimkan tenaga dokter yaitu, RS Fatmawati Jakarta, RS M Jamil Padang dan RS Adam Malik Medan. ,” kata Rosita Koordinator Media Center Dinas Kesehatan Provinsi Riau di Pekanbaru, Minggu (11/10/2015) seperti dilansir Antara.
“Tenaga kesehatan tersebut terdiri dari tiga dokter spesialis paru-paru, tiga spesialis anak, dua spesialis mata dan satu spesialis penyakit dalam, satu spesialis anestesi, ditambah dengan lima perawat,” katanya.
“Direncanakan mereka akan membantu selama lima hari di Riau,” katanya.
Menurut dia, beberapa tenaga kesehatan itu sudah berada di Riau sejak Jumat (10/10/2015) yang datang bersama Nila Moeloek Menteri Kesehatan saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Riau.
Kemudian, para tenaga kesehatan itu akan bertugas keliling ke beberapa daerah seperti ke Kabupaten Pelalawan, Pos Kesehatan Purna MTQ Pekanbaru, dan pada Senin (12/10/2015) akan ke Indragiri Hulu untuk bertugas di Puskemas Pangkalan Kasai.
Sementara itu, tim dari RS M Jamil Padang yang terdiri satu spesialis paru, satu dokter spesialis mata dan dokter spesialis anak ditempatkan di daerah Kampar.
Sedangkan tim dari RS Adam Malik Medan diperbantukan di Pos Harapan Raya Pekanbaru dan membantu acara Bhakti Sosial serta Penyuluhan kesehatan bersama PKK Provinsi Riau dan dinas kesehatan di Jl. Uka Garuda Sakti Panam, Pekanbaru, pada Minggu (11/10/2015).
Kemudian pada Senin (12/10/2015) mereka akan bertugas di RSJ Tampan dan sehari setelahnya di di Pos Kesehatan depan Ramayana, Pekanbaru.
“Tim dari Medan ini terdiri dari dokter spesialis anestesi, paru, anak, mata dan penyakit dalam masing-masing satu orang dan empat perawat,” katanya.
Ia menambahkan, kedatangan tenaga medis ini diharapkan bisa menekan jumlah warga sakit akibat asap di Riau yang kini jumlahnya sudah lebih dari 60.000 orang. (ant/dwi)