Tim gabungan dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jawa Timur, Polda, dan Imigrasi berhasil gagalkan 86 calon TKI ilegal yang hendak berangkat ke Malaysia melalui Terminal 1 Bandara Internasional Juanda.
“Kemarin pagi tim kami kebetulan menyisir Juanda dan menemukan ada orang-orang yang mencurigakan lantas kami amankan dan dibawa ke Polda,” kata Sukardo, Plt Kepala Disnakertransduk Jawa Timur ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Selasa (28/7/2015).
Menurut dia, 86 calon TKI ilegal ini mayoritas tidak bawa visa dan mereka akan ke Malaysia melalui jalur Batam. Sesampai di Batam, bagi mereka yang tak bawa visa akan membeli visa melalui jalur ilegal dengan biaya antara Rp600 ribu hingga Rp1 juta.
Setelah diamankan di Polda, para calon TKI ini lantas di data dan hasilnya mereka berasal dari lima daerah yaitu Sampang, Jember, Tuban, Lumajang dan Tulungagung.
Usai didata dan diberian pembinaan, hari ini juga para calon TKI akan segera dipulangkan ke daerahnya masing-masing. “Kita juga masih menelusuri biro jasa atau calo yang memberangkatkan mereka,” kata dia.
Disnakertransduk sendiri juga telah minta kepada Dinas Tenaga Kerja kabupaten/kota se Jawa Timur untuk terus mensosialisasikan pentingnya kelengkapan dokumen dan kesiapan skill bagi mereka yang hendak berangkat jadi TKI.
“Karena percuma mereka berangkat jika tak punya skill maupun dokumen lengkap pasti mereka akan dideportasi,” kata Sukardo.
Dia mencontohkan sepanjang Januari hingga Juli tahun 2015 ini saja sudah ada 3853 TKI asal Jawa Timur yang dideportasi. Bahkan sepekan sebelum lebaran juga ada sebanyak 313 TKI dari Malaysia yang juga dideportasi.
Dengan memegang dokumen resmi dan memiliki skill yang cukup, bisa dipastikan para TKI dengan sendirinya akan sejahtera. Sukardo mencontohkan, saat lebaran lalu setidaknya ada 5200 TKI yang mudik ke Jawa Timur dan 83 persen diantaranya saat ini sudah kembali lagi ke negaranya untuk kembali bekerja.
Sekadar diketahui, hingga saat ini total jumlah TKI asal Jawa Timur mencapai 17.500 orang. Mereka tersebar di berbagai negara dengan Malaysia dan Arab Saudi merupakan negara tujuan utama. (fik/ipg)