Untuk pertama kalinya Institut Français Indonesia (IFI) Surabaya menggelar diskusi tentang seni parfum Prancis, dengan menghadirkan Jean Claude Debieve seorang ahli parfum Prancis.
Dijadwalkan Jean Claude Debieve akan berbagi pengalamannya selama ini dijagad wewangian berkelas internasional. Secara khusus pada diskusi ini IFI Surabaya bekerjasama dengan industri parfum asal Grasse, Prancis.
“Kami bekerjasama dengan industri wewangian Garindo dan Payan Bertrand yang berasal dari kota Grasse, Prancis. Dimata dunia kota Grasse dijuluki sebagai ibukota parfum dunia,” ujar Pramendha Khrisna Responsable culturel et communication IFI Surabaya saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (20/4/2015).
Jean Claude Debiève berkenalan dengan dunia parfum dari sang ayah, seorang Head Perfumer yang berafiliasi dengan perusahaan Brasil.
Setelah meraih MBA dari sekolah bisnis Prancis, Jean Claude Debiève pada tahun 1982 bergabung dengan perusahaan desain wewangian Prancis, Roure Bertrand Dupont, yang berbasis di kota Grasse dan Paris, sebagai parfumer trainee.
Setelah 1 tahun, Debieve dikirim ke New York untuk bekerja sebagai Manajer Area selama 3 tahun pada divisi perfumery di Roure untuk pasar Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Lalu pindah ke Argentina.
Kembali ke Prancis pada 1987, dan pada 1988, Jean Claude Debieve bekerja pada perusahan leader wewangian dan bibit parfum, Synarome, di Paris, selama 16 tahun, sebagai Parfumery Director.
Mulai 2004 hingga kini, Jean Claude Debiève menjadi Direktur Parfum di Payan Bertrand – General Aromatics yang berbasis di kota Grasse.
“Diskusi unik sekaligus langka ini dijadwalkan pada Kamis (23/4/2015) di auditorium IFI Surabaya. Terbuka untuk umum. Diskusi akan berlangsung dalam bahasa Prancis. Tetapi akan kami terjemahkan dalam bahasa Indonesia,” tukas Pramendha.(tok/ipg)