Peristiwa ledakan gas LPG di Bulak Banteng Gang IV Nomor 82, Surabaya, tempat tinggal Salma, ibunya dan putrinya menyisakan pilu bagi tetangga dan keluarga korban.
Elly Erawati (27 tahun), tetangga korban yang tinggal di rumah Bulak Banteng Gang IV Nomor 87 mengatakan, saat kejadian terdengar ledakan dan getaran seperti gempa. Tidak lama kemudian, seorang bocah dengan tubuh yang menghitam dan pakaian yang compang-camping keluar dari rumah Salma sambil berteriak-teriak kepanasan.
Para tetangga segera menolong gadis cilik yang merupakan teman sekolah Putri (7), korban meninggal akibat ledakan gas LPG tersebut. “Dinar itu teman sekolahnya Putri, dia keluar sambil teriak-teriak “panas! panas!” lalu tetangga menolongnya,” ujar Elly kepada suarasurabaya.net, Rabu (13/5/2015).
Tidak lama kemudian, tetangga pun masuk ke rumah untuk menyelamatkan Kafiah, sang nenek, dan Salma sang ibu. Namun, karena panik tetangga tidak segera mencari Putri.
“Tanya neneknya, katanya Putri sudah di sekolah. Makanya tetangga sempat mencari ke sekolahnya,” kata Elly. Para tetangga sempat mencari ke sekolah korban di SD Bulak Banteng namun Putri tidak ada. Demikian juga di rumah tempat Putri biasa les pelajaran sekolah di Bulak Banteng Gang Masjid, Putri juga tidak ada di tempat.
Lantas, para tetangga pun mencoba kembali mencari Putri di dalam rumah. Ada Samsul dan Habib, dua laki-laki warga setempat yang meloncati pagar. Sebab saat itu pagar rumah sudah dikunci gembok setelah warga mengevakuasi tiga korban.
“Salah satu dari bapak-bapak itu teriak minta tolong karena tidak kuat mengangkat tembok. Beberapa warga pun menolongnya,” ujar Elly. Pada saat itulah ditemukan tubuh Putri yang tertimpa tembok kamarnya sendiri. Setelah tembok yang menimpa jenazah Putri terangkat, warga tidak berani menyentuh korban hingga polisi datang. (den/iss/ipg)
Teks Foto:
– Foto korban bersama keluarga.
Foto: Denza suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
