Memasuki hari ke 17, Selasa (13/1) sore, Tim Disaster Victim Identification (DVI) akhirnya kembali berhasil mengidentifikasi dua lagi jenazah korban AirAsia QZ 8501. Identifikasi kali ini terbilang sulit karena kondisi jenazah memang sudah mulai rusak.
“Namun atas kerjasam tim dan kita lakukan berulang-ulang maka kami bisa mengenali dua jenazah,” kata Komisaris Besar Polisi Budiyono, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan, Polda Jawa Timur.
Menurut Budiyono, sulitnya proses identifikasi karena sidik jari dari dua jenazah juga sudah rusak sehingga satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan metode tes DNA.
Dua jenazah yang kali ini berhasil teridentifikasi adalah jenazah berlabel B 024 yang diyakini adalah Oscar Desano Duarto, 27 tahun, warga Jakarta.
Jenazah ini dikenali berdasarkan pemeriksaan primer dengan metode sampel DNA, yang sangat cocok dengan DNA pembanding yaitu dari ayah dan ibu korban.
Selain itu, pemeriksaan gigi juga sangat cocok dengan data ante mortem. “Pemeriksaan skunder, antropologi, didapatkan jenis kelamin dan tinggi badan yang sangat spesifik karena di atas 180 cm, dan inilah yang memudahkan,” kata dia.
Untuk jenazah kedua, yaitu B039, diketahui bernama Yuni Astutik, 40 tahun, yang merupakan warga Blitar. Jenazah Yuni Astutik dikenali berdasarkan pemeriksaan DNA dengan pembanding dua anak korban yang ternyata juga ada kesamaan dengan profile korban.
Selain itu juga didukung adanya pemeriksaan skunder berupa temuan medis dan properti baju sesuai rekaman CCTV bandara, serta anting yang masih melekat.
Sementara itu, dengan tambahan dua jenazah berarti hingga saat ini sudah ada 36 jenazah sudah bisa dikenali dan menyisakan 12 jenazah yang hingga saat ini masih dalam proses identifikasi. (fik)