Jumat, 22 November 2024

Damri Mogok, Ini Penyebabnya

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Sopir Damri ketika berada di loket pengambilan Kunci dan STNK di Garasi mereka di Jl Jagir Wonokromo. Foto : Taufik suarasurabaya.net

Mogok kerja yang dilakukan ratusan sopir bus Damri ternyata tak hanya dipicu minimnya upah yang diterima para sopir. Kebijakan sepihak penghapusan fee bagi sopir adalah biangnya.

Penelusuran suarasurabaya.net, penghapusan fee ini awalnya akan diberlakukan khusus untuk Damri jurusan Terminal Bungurasih-Osowilangun atau jursan P8.

“Hari Sabtu (31/2/2015) kami diajak rapat untuk bahas ini, tapi tidak ada titik temu,” kata Abdul Khonis, perwakilan sopir Bus Damri jurusan Bungurasih-Osowilangun atau P8, ketika ditemui di sela-sela berunjuk rasa di garasi Damri yang ada di Jl Jagir Wonokromo, Senin (2/2/2015).

Menurut Khonis, total jumlah bus Damri yang melayani rute P8 sebanyak 17 buah. Meski tergolong banyak, P8 termasuk jurusan yang menghasilkan penumpang dengan jumlah besar.

Khonis mencontohkan, tiap hari dirinya rata-rata menghasilkan setoran bersih Rp700 ribu hingga Rp1,3 juta. Setoran ini merupakan setoran bersih diluar biaya solar dan honor kernet.

Karenanya saat dilakukan pertemuan untuk menghapus fee 20 persen atau biasa disebut sebagai konsensus 10:2 atau 10 penumpang dua diantaranya jatah untuk sopir, maka para sopir langsung menolaknya.

“Manajemen berdalih merugi, padahal mereka itu bus saja dibelikan oleh pemerintah, setoran kami juga selalu baik, masak alasan merugi,” kata Khonis.

Menurut dia, pertemuan di hari Sabtu yang tidak menghasilkan keputusan apapun itu ternyata disikapi oleh manajemen dengan menyita seluruh kunci maupun STNK bus Damri jurusan P8.

Pada hari Minggu (1/2/2015), para sopir jurusan P8 yang hendak bekerja kaget karena kunci maupun STNK tidak diberikan. Akibatnya, mereka tidak bisa bekerja.

Supari, sopir Damri jurusan Perak-Bungurasih mengatakan, aksi sepihak inilah yang lantas memicu seluruh sopir di jurusan lainnya akhirnya menggelar aksi keprihatinan dengan ikut mogok tidak bekerja.

Para sopir kawatir apa yang akan dilakukan di jurusan P8 juta akan berimbas di jurusan lainnya. “Kami sepakat ikut mogok sekaligus untuk menuntut kenaikan gaji minimal harus sama dengan UMK Surabaya,” kata Supari.

Sementara itu total bus Damri di Surabaya mencapai 254 bus dengan total karyawan mencapai 576 orang. Damri selama ini melayani beberapa rute yaitu Bungurasih-Osowilangon (P8); Bungurasih-Tanjung Perak lewat tol (P4); Bungurasih-Joyoboyo (E1); serta Bungurasih-Tanjung Perak lewat Jl Darmo (P1 dan PAC).

Selain itu juga Bungurasih-Jembatan Merah lewat tol (P5); Jembatan Merah-Sidoarjo lewat tol (P3); Bungurasih-Juanda dan Juanda-Bunder Gresik.

Purwanto Kepala Bagian Operasi Damri Surabaya membenarkan adanya rencana penghapusan fee bagi sopir ini. Menurut dia, penghapusa ini semata karena perusahaan terus merugi setelah jumlah penumpang terus menurun.

“Saat ini, tiap hari jumlah penumpang Damri hanya 8 ribu penumpang atau mengalami penurunan sekitar seribu penumpang tiap tahunnya,” kata Purwanto.

Dengan minimnya penumpang, manajemen berharap tidak perlu kernet sehingga fee bagi sopir yang biasanya untuk menggaji kernet tidak perlu lagi diadakan. (fik/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs