Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) yang diakibatkan nyamuk aides aigepty di wilayah Kabupaten Lumajang dalam dua bulan ini terus bertambah. Sesuai data Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes), Januari hingga pertengahan Februari telah 25 penderita yang dirawat intensif di Rumah Sakit.
Askab Hariyanto Kabid Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Senin (16/2/2015), mengatakan, jumlah ini relative menurun jika dibandingkan dengan jumlah penderita di bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
“Pada tahun sebelumnya penderita mencapai 29 orang pada bulan yang sama. Jumlah ini relatif tidak ada peningkatan signifikan, sehingga Lumajang tidak termasuk dalam status KLB (Kejadian Luar Biasa) seperti yang dialami bebrapa daerah lain di Jatim,” katanya.
Hanya saja, kondisi ini tidak membuat jajaran Dinkes lengah sehingga tidak melakukan upaya pencegahan. Apalagi curah hujan sejauh ini masih tinggi, sehingga kemungkinan penderita serangan DBD berpotensi masih cukup tinggi.
“Tingginya curah hujan diperkirakan sampai Maret mendatang. Kondisi ini berpotensi peningkatan penderita DBD masih ada,” ungkapnya. Namun, Askab Hariyanto mengingatkan, serangan penyakit DBD tidak hanya terjadi saat musim penghujan saja.
Musim kemarau juga bisa menyerang karena adanya genangan air di dalam rumah. Seperti di belakang kulkas, vas bunga dan lainnya. Khusus mencegah serangan penyakit DBD saat ini, jajaran Dinkes menyiagakan seluruh petugas kesehatan.
“Kami telah menyiagakan Rumah Sakit hingga Desa. Kami juga telah membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas untuk membasmi sarang-sarang nyamuk bersama dengan masyarakat. Petugas Jumantik ini yang gencar blusukan melakukan pemantauan adanya potensi bibit nyamuk penyebab DBD ini,” bebernya.
Lebih-lanjut Askab Hariyanto juga menjelaskan, kegiatan pemberantasan DBD dilakukan bukan dengan sasaran memberantas nyamuknya. Diantaranya melalui fogging yang dinilai tidak optimal.
“Namun yang paling efektif adalah memberantas sarang nyamuk untuk berkembang biak. Sehingga kegiatan fogging merupakan upaya terakhir dalam pemberantasan DBD,” pungkas Askab Hariyanto. (her/dop/ipg)