Anak seorang tokoh kadang menjadikannya tak bisa leluasa untuk mencari pekerjaan. Bahkan ketokohan orang tuanya seringkali menghambat karier sang anak. Ini setidaknya diakui oleh Tjahyo Kumolo, Menteri Dalam Negeri.
“Tiga bulan sebelum pilpres, anak saya melamar ke Garuda. Tapi tidak diterima karena anak saya menyelipkan kartu nama saya di amplop lamaran,” kata Tjahyo, di hadapan ratusan pimpinan DPRD se Indonesia dalam sebuah acara di DPRD Jawa Timur, Sabtu (7/3/2015).
“Hebatnya Garuda, belum sampai anak saya dipanggil sudah dinyatakan tidak diterima,” kata Dia.
Namun setelah pilpres usai dan Jokowi dinyatakan terpilih, anak ke-tiga Tjahyo itu tiba-tiba dipanggil dan dinyatakan diterima.
“Begitu Pak Jokowi jadi (Presiden), jadi diterima, akhirnya ya saya katakan ndak usah. Dan kini anak saya itu jadi pilot di Lion Air,” ujarnya.
Dalam kesempatan berbicara di hadapan ratusan pimpinan DPRD se Indonesia dalam acara forum komunikasi sinergitas anggota DPRD itu, Tjahyo juga menceritakan jika anggota DPRD adalah jabatan yang paling enak.
“Enak jadi anggota dewan daripada Menteri. Anggota dewan itu mau datang terlambat atau bahkan ndak masuk di acara tidak apa-apa. Kemana-mana dapat fasilitas, saya bahkan ndak terasa enam periode jadi anggota DPRD,” kata Tjahyo.
Meski begitu, dia tetap berharap anggota dewan bisa berjuang utuk mensejahterakan masyarakat di daerahnya. Apalagi DPRD minimal harus lebih aktif untuk menggali potensi-potensi yang ada di daerahnya. (fik/wak)