Forum Mahasiswa Nahdlatul Ulama (FAMNU) mensyaratkan Rois Aam Pengurus Besar NU yang akan dipilih dalam muktamar ke 33 di Jombang pada Agustus 2015 mendatang haruslah sosok kiai karismatik yang faham dan bisa membaca kitab kuning (buku berisi keilmuan Islam khas NU).
“Minimal Rois Aam harus faham dan bisa baca kitab kuning. Jadi tidak perlu ribut-ribut karena Rois Aam itu tidak harus diributkan,” kata MS Umam, Koordinator FAMNU, Rabu (1/7/2015) menanggapi aksi dukung mendukung diantara para kandidat.
Rois Aam, kata dia, tidak harus diperebutkan karena Rois Aam haruslah sosok yang alim, bijaksana, sederhana dan mampu menjadi panutan dan penggerak organisasi.
“NU berdiri dengan latarbelakang keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan sampai yaumul hisab (hari penghitungan), tanpa mengurangi rasa hormat, selayaknya calon Rais Aam PBNU harus ada uji kelayakan membaca kitab kuning di hadapan para muktamirin,” kata dia.
Ditanya mengenai tatacara pemilihan Rais Aam, FAMNU menyerahkan semuanya kepada PBNU dan tidak mau ikut campur didalamnya.
Sekadar diketahui, bursa pemilihan Rois Aam PBNU memang diwarnai aksi dua kubu yaitu kubu Hasyim Muzadi, serta kubu Incumbent. Dalam berbagai kesempatan kubu Hasyim menggelar diskusi yang menyudutkan kubu incumbent. (fik/rst)
Teks Foto : MS Umam, Koordinator FAMNU