Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Bromo mencatat aktivitas gempa tremor Gunung Bromo cenderung meningkat. Ini ditandai dengan getaran terus menerus selama enam jam. Namun, pengungsian penduduk belum diperlukan.
Ahmad Subhan Kepala PVMBG Pos Pengamatan Gunung Bromo mengatakan Gunung berketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu mengalami getaran terus menerus dengan amplitudo maksimal hingga 18 milimeter, dengan amplitudo dominan 6 milimeter.
“Sejak statusnya naik menjadi Siaga Jumat (4/12/2015) lalu, aktivitas gempa tremor terjadi terus menerus dengan amplitudo maksimum berkisar 3 hingga 12 milimeter, dengan dominasi 5 milimeter,” kata Subhan di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, lansir Antara, Sabtu (5/12/2015).
Secara visual, pantauan Subhan, asap dari kawah Bromo cenderung kelabu hingga tebal dengan ketinggian 100-200 meter yang mengarah ke arah barat – barat daya dan terlihat abu vulkanis sangat tipis, dengan suhu udara 9-11 derajat celcius. Data dari laman Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat, terdengar suara gemuruh dari kawah Gunung Bromo.
“Sebaran abu vulkanis dipengaruhi arah dan kecepatan angin, sehingga selama enam jam terakhir mengarah ke barat – barat daya, yakni ke Pasuruan dan Malang,” katanya.
Dengan status siaga Bromo, PVMBG merekomendasikan agar kawasan tersebut steril dari aktivitas warga dan wisatawan dalam radius 2,5 kilometer dari bibir kawah. “Karena kandungan belerang yang pekat akan mengganggu pernapasan serta dikhawatirkan akan terjadi letusan kecil secara tiba-tiba dari dalam kawah,” ujarnya
Meski demikian, Subhan mengatakan belum diperlukan pengungsian sebab jarak aman radius 2,5 kilometer masih berada di kawasan lautan pasir kaldera Gunung Bromo. “Masyarakat di sekitar Gunung Bromo saya harap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu erupsi Gunung Bromo, tapi tetap menjaga kewaspadaan,” ujarnya.
Perlu diketahui, PVMBG menaikkan status Gunung Bromo yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak 4 Desember 2015 pukul 14.00 WIB. (ant/den/dop)