Jumat, 22 November 2024

Bintangi Yakuza Apocalypse, Yayan Ruhian Jadi Bintang di Cannes

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Salah satu adegan film Yakuza Apocalypse: The Great War of the Underworld. Foto: youtube

Film Yakuza Apocalypse: The Great War of the Underworld, garapan sutradara Jepang Takashi Mike yang dibintangi Yayan Ruhian pesilat Indonesia mendapat sambutan luar biasa di Festival Film Cannes yang berlangsung di kota, Cannes, Riviera Prancis sejak 13 Mei 2015.

“Luar biasa sambutan penonton, saya merasa terharu,” ujar Yayan Ruhian kepada Antara London yang ikut menyaksikan primier film tersebut dalam acara The Cannes Directors Fortnight di gedung Theather Green Room, Kamis (21/5/2015) malam.

Menurut Yayan, film action yang dibintanginya ini mempunyai pesan moral tersendiri, selain menghibur para penontonnya.

Sebelum film di mulai, Yayan Ruhian mempertunjukkan aksi silatnya dengan berbagai jurus di panggung. Lebih dari 500 penonton langsung memberikan pujian yang luar biasa kepada bintang film The Raid ini.

Sementara itu Emico Kawai, dari Nikkatsu internasional, distributor untuk film Yakuza Apocalypse: The Great War of the Underworld, mengharapkan bahwa film yang sudah diputar di 10 negara ini, diharapkan dalam waktu dekat juga bisa diputar di Indonesia.

Film yang dibintangi Hayato Ichihara, Yayan Ruhian, Sho Aoyagi, Riko Narumi ini menceritakan kisah tentang Akira (Hayato Ichihara) yang mengidolakan seorang Genyo Kamiura, Genyo adalah kelompok Yakuza yang paling kuat.

Genyo Kamiura telah sering kali menjadi target operasi pembunuhan akan tetapi ia tidak pernah terbunuh oleh para musuhnya. Oleh karena itu pun ia mendapatkan julukan sebagai “manusia yang tak terkalahkan” oleh musuhnya.

Karena Genyo Kamiura lah, Akira memasuki dunia para gangster Yakuza. Teman Yakuzanya memperlakukannya seperti seorang yang idiot, Akira bahkan tidak mendapatkan tato karena ia memiliki kulit yang sensitif.

Perlahan demi perlahan Akira kecewa dengan dunia Yakuza, karena menurut dia dunia Yakuza yang Dia alami berbeda dengan apa yang Dia lihat di film-film. Menurut dia, paling terasa perbedaannya terdapat pada kesetiaan dan kebaikan hati yang tergambar dari para Yakuza di film-film.

Gerah dengan kepemimpinan Genyo Kamiura sebagai Yakuza pun seorang pembunuh dikirim untuk membunuhnya, pembunuh itu ternyata seorang vampir.

Takashi Miike sutradara film tersebut yang tidak sempat hadir di Cannes pun memberikan sambutan dengan gaya Geiza dan payungnya. Takashi Miike menyampaikan sambutannya dengan diselipi humor yang membuat penonton tertawa melihat ulah sang sutradara.

“Saya senang dan bangga bisa bekerja dengan Takashi Miike karena Dia bukan sutradara Jepang biasa”, ujar Yayan, yang mengakui bekerja dengan insan film asing membutuhkan disiplin yang tinggi.

Takashi Miike adalah sutradara yang identik dengan film kekerasan tapi berhasil memberi cerita yang kuat seperti dalam filmnya yang lain di antaranya Crows Zero, Audition atau Ichi The Killer.

Satu Tahun Persiapan

Yayan Ruhian mengakui perlu waktu satu tahun untuk mempersiapkan pembuatan film yang digarap selama tiga bulan itu. Menurut Yayan ini merupakan pengalaman baru.

Yayan juga berharap agar semakin banyak pemain film Indonesia yang bisa berkiprah di dunia perfilman internasional. Hal Ini membuktikan bintang film Indonesia bisa sejajar dengan bintang film dunia lainnya dan menjadi pemain pilihan. Selain itu film Indonsia juga harus mendapat perhatian dari pemerintah.

“Bagi saya yang utama adalah berkarya. Harapan saya, bintang film Indonesia bisa berkiprah di dunia internasional dan pencak silat juga bisa berkembang di dunia internasional,” ujarnya.

Mengenai isu yang menyebutkan Yayan akan membintangi film Star Wars, Yayan mengatakan, siapa yang tidak ingin terlibat dalam film yang digemari banyak orang. “Wah diisukan aja suatu kehormatan,” ujar Yayan.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs