Pemkab Sidoarjo mengujicobakan konstruksi beton bertulang pra cetak untuk memecahkan masalah jalan rusak di ruas-ruas jalan yang kerap dilewati kendaraan berat. Uji coba ini sudah dilakukan di Kemangsen, Krian pada akhir Desember tahun lalu, sepanjang 170 meter dengan anggaran sekitar 1,7 miliar.
Sigit Setyawan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo mengatakan konstruksi ini tidak membutuhkan pemeliharaan besar selama 20 tahun. Ini berbeda dengan konstruksi aspal emulsi yang mudah mengelupas jika tergenang air dan dilewati kendaraan melebihi kapasitasnya. Konstruksi ini juga lebih kuat dibandingkan aspal beton, mampu dilewati kendaraan dengan bobot lebih dari 10 ton.
Dibandingkan dengan konstruksi aspal emulsi, aspal beton, dan beton manual, biaya konstruksinya jauh lebih mahal. Permeter perseginya membutuhkan anggaran Rp1,6 juta. Tapi dengan keunggulan pemeliharaan jangka panjang, masa konstruksinya yang jauh lebih singkat, dan risiko gagal kontruksinya yang jauh lebih kecil, opsi ini cukup layak dipilih.
Konstruksi ini dibangun di pabrik. Lembaran beton berukuran dimensi 3,5 meter x 2,4 meter setebal 26 cm dan berat 5 ton dipasang di lokasi dengan waktu pengerjaan 14 hari. Selama masa pengerjaan, ruas jalan harus ditutup total.
“Dalam uji coba ini, kami lakukan penyempurnaan. Di atas hamparan beton bisa kita hamparkan aspal emulsi agar permukaannya lebih halus,” kata dia.
Jika konstruksi ini cocok diterapkan di Sidoarjo, kata Sigit, kemungkinan nanti sejumlah ruas jalan yang sering dilintasi kendaraan berat akan menggunakan konstruksi ini agar usia teknis jalannya lebih panjang.
Konstruksi jenis ini, lanjut Sigit, belum pernah diterapkan di Jawa Timur. Aspal beton yang umum digunakan dalam konstruksi jalan biasanya beton manual yang dilaksanakan di lokasi, bukan dengan lembaran beton yang dikerjakan di pabrik.(edy)
NOW ON AIR SSFM 100
