Untuk pertama kalinya lebih dari 1.300 restoran dengan Kedutaan Besar Prancis di seluruh dunia akan menggelar makan malam pada Kamis (19/3/2015).
Acara yang diberi nama Gout de France tersebut untuk merayakan gastronomi atau seni budaya menikmati makanan dan minuman Prancis. Tradisi khas Prancis ini dipelopori Alain Ducasse, chef terkemuka asal Prancis serta Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Republik Prancis.
Panitia Gout de France sudah memilih 10 restoran di Indonesia yang ikut merayakannya, antara lain 5 restoran di Jakarta, 3 restoran di Surabaya, 1 restoran di Yogyakarta dan 1 restoran di Bali. Sementara 3 restoran yang akan berpartisipasi di Surabaya, antara lain Citrus Lee, Sheraton Hotel dan Vis a Vis di JW Marriot Hotel.
Veronique Mathelin, Direktur Institut Francais Indonesia Surabaya mengatakan, Gout de France terinspirasi acara Diners d Epicure pada tahun 1912. Acara yang digagas Auguste Escoffier tersebut berupa perhelatan makan bersama dalam sehari dengan menu yang sama di banyak kota.
Kuliner Prancis diakui Organisasi Kebudayaan PBB (UNESCO) pada tahun 2010, sebagai warisan budaya dunia tak benda. Tradisi khas Prancis ini seperti batik di Indonesia yang memiliki nilai seni tersendiri dan terus dilestarikan.
Kepada tim redaksi Radio Suara Surabaya, Mathelin menegaskan bahwa konsep kuliner Prancis berbeda dengan kuliner negara-negara lain karena menampilkan budaya gastronomik, yaitu terdapat berbagai hidangan yang disajikan berturut-turut. Mulai makanan pembuka dingin dan panas, main course ikan atau kerang serta daging merah atau putih, keju Prancis, makanan pencuci mulut dan anggur Prancis
“Setiap chef dapat berkreasi dengan masakan mereka. Yang terpenting semua menu harus spesifik, sesuai ketentuan panitia Gout de France,” pungkasnya. (Lua/dwi)