Sejumlah benteng pertahanan militer ditemukan di Surabaya. Penanda pertempuran hebat pernah terjadi di kota ini. Didiskusikan dalam bedah buku: Benteng-benteng Surabaya.
Pada awal tahun 1900 Belanda mulai mengubah sistem pertahanan Kota Surabaya, dari sistem dinding kota yang dikelilingi parit menjadi pertahanan bunker dan benteng sepanjang pantai.
Tidak banyak orang yang mengetahui sistem pertahanan baru ini karena hingga pecahnya perang dunia II yang berdampak langsung pada Indonesia, jajaran benteng pertahanan ini merupakan kawasan rahasia dan terlarang.
Oleh karena itu keberadaannya kemudian tidak pernah digambarkan dalam peta-peta kuno, atau arsip-arsip sejarah dalam bentuk visual lainnya. Kecuali peta militer khusus.
Tahun 1938 meriam-meriam modern mulai didatangkan dan diarak keliling kota Surabaya sebelum dipasang pada tiap benteng-benteng itu.
Namun bala tentara Jepang sama sekali bukan tandingan Belanda, pasca kekalahan dalam perang Laut Jawa, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan benteng-benteng inipun dikuasai Jepang.
Tahun 1945, pecah perang Surabaya dan satu diantara perbentengan ini digunakan oleh para pejuang Indonesia melawan armada kapal perang Inggris. Sekitar 200 pejuang Indonesia gugur, tanpa nama, tanpa penanda.
Tahun 2010 Ady Setyawan penulis Benteng-benteng Surabaya bersama tim Roodebrug Soerabaia melakukan penelusuran ke benteng yang dijadikan tempat pertahanan pejuang Indonesia tersebut.
Walau ketika itu tertutup belukar namun bekas-bekas lubang tembakan Inggris yang menyerbu masuk kedalam benteng masih terlihat jelas.
Ady Setyawan pada kurun waktu 2010- 2014 melakukan perjalanan menuju Benteng Karangbolong di Nusa Kambangan yang memiliki kisah serupa, perjalanan dilanjutkan menuju Singapura dimana mereka juga memiliki situs perbentengan yang sempat tak dirawat.
Dijadwalkan, Sabtu (21/11/2015) bertempat di House of Sampoerna, digelar diskusi Benteng-benteng Surabaya dan terbuka untuk umum. Diharapkan hadir pada diskusi ini adalah saksi pelaku sejarah yang pernah menjadi prajurit dan berjaga di satu di antara benteng itu.(tok/ipg)