Sabtu, 23 November 2024

Belasan Pejabat Jadi Penanya di Debat Kandidat Calon Rektor Unair

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Debat kandidat calon rektor Unair. Foto : Taufik suarasurabaya.net

Tiga calon rektor Universitas Airlangga (Unair), Senin (25/5/2015) ikuti debat terbuka yang digelar di Aula Garuda Mukti lantai lima kantor rektorat.

Tiga calon rektor yang mengikuti debat kali ini adalah calon rektor yang terpilih melalui senat universitas, mereka adalah Prof. Dr. Moh Nasih SE, MT, AK yang merupakan wakil rektor II dan juga guru besar fakultas ekonomi dan bisnis.

Kemudian Prof. Djoko Santoso dr, PhD, SpPD, KGH, FINASIM yang merupakan wakil dekan fakultas kedokteran, serta Dr, Hj. Umi Athijah Apt, MS yang merupakan wakil dekan Fakultas Farmasi.

Dipandu Prof. Chairul Tanjung, debat kali ini dilakukan di hadapan belasan panelis, serta puluhan undangan dan mahasiswa.

Pantauan suarasurabaya.net, debat kali ini diawali dengan penyampaian visi dan misi, masing-masing calon memaparkannya dalam waktu 10 menit. Setelah itu, Chairul Tanjung yang juga bos Transcorp, ini memberikan pertanyaan untuk pendalaman.

Dari tiga calon, seluruhnya kompak memaparkan mimpi mereka untuk menjadikan Unair menjadi kampus berkelas dunia. “Saat ini, Unair berada di urutan ketiga kampus di Indonesia, ke depan akan kami wujudkan bisa nomor dua kalau perlu nomor satu,” ujar Djoko Santoso, yang mendapatkan giliran memaparkan visi dan misi.

Caranya, kata Djoko, akan dilakukan dengan memperbaiki kualitas tenaga pengajar, serta menjadikan mahasiswa yang lebih kompetitif lagi. Guru besar Fakultas Kedokteran ini menilai, selama ini keunggulan Unair ada di Fakultas Kedokterannya, sehingga ke depan keunggulan ini harus ditularkan sehingga seluruh fakultas lainnya juga akan menjadi andalan.

Begitu juga Moh Nasih. Menurut dia, selain berada di posisi ketiga terbaik nasional, saat ini Unair berada di posisi 127 Asia. “Di tingkat dunia, kita masih berada di urutan 700, dan kita mentargetkan nanti kita bisa tembus urutan 500 dunia,” ujarnya.

Dari sisi jumlah lulusan, Unair sebenarnya telah mengalahkan Harvard University yang saat ini baru meluluskan 18 ribu mahasiswa, sedangkan Unair saat ini telah mencapai 30 ribu. “Dari sisi lulusan kita sudah unggul, tinggal meningkatkan kualitasnya,” kata dia.

Sementara Umi Athijah mengatakan untuk menjadikan Uniar menjadi kampus terbaik, maka harus diwujudkan cita-cita menjadikan Unair menjadi excellent with morality.

“Tidak hanya menjadikan kampus yang mencetak mahasiswa pandai, tapi bagaimana juga menjadikan lulusan memiliki moralitas yang baik,” kata dia.

Sementara itu, debat kali ini setidaknya juga menghadirkan belasan penanya diantaranya adalah Mahfud MD, Busyro Muqaddas, Sudi Silalahi, M Nuh, Soekarwo, Tri Rismaharini, serta beberapa panelis lainnya.

“Apa yang bisa bapak-ibu lakukan untuk masyarakat Jawa Timur jika terpilih menjadi rektor,” tanya Soekarwo ketika diberikan kesempatan bertanya pada tiga kandidat.

Sedangkan Tri Rismaharini minta tiga kandidat bisa menjadikan Surabaya sebagai laboratorium hidup. “Sehingga setiap kebijakan pemerintah kota nantinya mendapatkan masukan dari hasil penelitian pihak perguruan tinggi,” kata Risma.

Hasil dari debat kali ini selanjutnya akan digunakan bagi para anggota majelis waliamanah yang akan menentukan pilihan siapa diantara ketiganya yang akan menjadi rektor Unair untuk masa jabatan 2015-2020. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs