Sabtu, 23 November 2024

Belajar dari Jawa, Bule Penggemar Tempe Buka Warung di London

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Salah satu yang ditawarkan tempe bungkus dengan sayur. Foto: Warung Tempeh/dok. William Mitchell

Seorang warga Inggris yang sangat menyukai tempe belajar membuat panganan Indonesia ini di Jawa dan membuka warung di London.

William Mitchell mengatakan tempe menjadi makanan kegemarannya sejak pindah ke Indonesia untuk mengajar Inggris pada 1995.

Namun William mengatakan ia tidak pernah menemukan lagi tempe dengan kualitas bagus sejak kembali ke Inggris dua tahun lalu dan memutuskan untuk membuat sendiri.

“Saya belajar membuat tempe selama beberapa bulan di Jawa dari beberapa produser dan setelah beberapa bulan saya mampu membuat tempe dengan kualitas tinggi di Inggris,” kata William kepada BBC.

Salah satu menu tempe yang ditawarkan melalui akun Facebooknya termasuk tempe kari.

”Jadi saya memutuskan cara terbaik untuk memperkenalkan makanan yang masih baru bagi banyak orang di Inggris adalah dengan menjual di pinggir jalan,” kata William.

“Konsumen sangat menyukainya dan terbukti sangat populer. Sebagian besar konsumen belum pernah mencoba tempe dan mereka jadi pelanggan tetap,” tambahnya.

Keseharian Bulle Penjual Tempe

BBC melansir, William Mitchel bule penjual tempe di London ini bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu untuk mempersiapkan makanan khas Indonesia itu.

Dia mengatakan, ingin memperkenalkan tempe agar masuk ke “setiap dapur di Inggris”.

“Saya bule tukang tempe,” kata William dalam bahasa Indonesia.

”Saya punya tiga pekerjaan, buat tempe, masak tempe dan promosikan tempe,” kata William.

William mengatakan ia memulai harinya dengan belanja keperluan untuk memasak tempe pada akhir pekan.

“Senin dan Selasa saya gunakan untuk membuat tempe dan kemudian hari Rabu sampai Jumat saya jualan di pasar,” kata William.

“Di pasar, saya datang sekitar pukul 07:30 pagi dengan mendirikan tenda dan kemudian dengan dibantu satu orang saya mulai masak tempe sekitar jam 10:00 dan jualan pada waktu jam makan siang,” tambahnya.

Berita tentang “bule tempe” sebelumnya sempat populer di Facebook BBC Indonesia (segmen # KabarDariInggris). Pengguna bernama MGeklan menulis, “Wah tempe diminati dan disukai oleh orang asing?”

Siroj Hikam, pengguna Facebook lain, bertanya, “Siapa saja konsumen yang membeli tempe?”

William mengatakan, “Sebagian besar orang Inggris di London, namun karena London sangat internasional jadi konsumen saya dari seluruh dunia.”

Ia mulai gemar makan tempe saat bekerja di Jakarta pada tahun 1995 sebagai guru bahasa Inggris.

William kemudian belajar tempe khusus di sejumlah kota di Jawa termasuk di Malang.

“Saya banyak menggunakan uang tabungan saya untuk membuat bisnis ini, agak kesulitan dalam enam bulan pertama, namun sekarang lumayan sudah mulai menghasilkan.”

“Setiap Rabu, Kamis dan Jumat, saya datang pagi untuk membuat tenda di pasar, kemudian saya masak dan jualan dua jam selama makan siang,” tambah William.(bbc/ipg)

Teks Foto:
1.Warung Tempeh milik William Mitchell di London.
2. Salah satu yang ditawarkan tempe bungkus dengan sayur.
3. William belajar membuat tempe selama beberapa bulan di Jawa.
Foto: Warung Tempeh/dok. William Mitchell

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs