Peningkatan jalan di kawasan Wringinanom tetap akan dilakukan. Sebanyak 50 pohon asem tua yang ada di pinggir jalan di kawasan tersebut juga akan segera dipindahkan.
“Beberapa pohon yang tidak bisa dipindah akan diganti, satu pohon diganti tiga pohon,” kata Prigi Arisandi, koordinator Pecinta Pohon Asem, ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Selasa (26/5/2015).
Menurut Prigi, pohon pengganti akan ditanam di ponggir sungai yang tetap berada di sekitar kawasan Wringianom sehingga pohon-pohon tersebut diharapkan tetap bisa menjaga oksigen yang ada di daerah itu.
Begitu juga untuk pohon yang bisa dipindahkan, maka pemindahan akan dilakukan ke pinggir sungai. Pohon-pohon yang akan dipindahkan ini maksimal adalah pohon yang berdiameter kurang dari satu meter.
Untuk pohon yang memiliki diameter lebih dari satu meter, maka terpaksa akan dipotong karena tidak mungkin untuk dipindahkan.
Lantas, bagaimana cara memindahkan pohon asem? Menurut Prigi, saat ini sudah ada teknik khusus untuk pemindahan pohon dengan cara tanah di sekitar pohon asem dikeruk dengan diameter dua kali diameter pohon dengan kedalaman dua meter.
“Selanjutnya, akarnya dikasih obat akar dan dibungkus dengan kain goni. Setelah dua minggu baru pohon tersebut bisa dicabut dengan alat berat dan dipindahkan,” ujarnya. Untuk masing-masing pohon setidaknya membutuhkan biaya sekitar Rp4 juta untuk proses pemindahan.
Sekadar diketahui, untuk proses pelebaran jalan, seluruh pohon yang ada di sepanjang Jl Wringinanom memang harus dipotong. Rencana pemotongan ini sempat diprotes warga sekitar. Bahkan seorang bocah bernama Sofi Azilan Aini, pelajar SMPN1 Wringinanom sempat berkirim surat ke Gubernur Jawa Timur memprotes rencana ini.
Protes inipun pada Selasa (26/5/2015) siang ditindaklanjuti dengan pertemuan antara pimpinan proyek dengan perwakilan Pecinta Pohon Asem yang menghasilkan keputusan untuk tak menebang pohon melainkan akan memindahkan pohon-pohon tersebut. (fik/ipg)