Jumat, 22 November 2024

Begini Cara Asap Picu Terjadinya ISPA

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Kondisi perbatasan Kabupaten Pulang Pisau dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (22/10/2015) pukul 15.00 WITA. Foto: Dhandy/Budiyono TY via e100.

Ahli kesehatan telah menyatakan paparan asap sebagai salah satu penyebab seseorang terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Namun, bagaimana mekanisme hingga penyakit itu muncul? dr Herlina Ida Haryaningsih, SpTHT, spesialis THT dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, menjelaskan, sebagai salah satu bagian dari sistem pernafasan tubuh, hidung hingga bronkhus dilapisi sebuah membran mukosa bersilia dan di antaranya terdapat sel-sel goblet.

Hal ini agar udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan.

“Hidung juga memiliki sistem pelindung dari partikel debu kasar dan bakteri, yakni rambut halus dalam rongga hidung, silia pada mukosa dan palut lendir yang dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel-sel goblet,” ujar Herlina dalam keterangan tertulisnya yang dilansir Antara, di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Gerakan silia ini, kata dia, akan mendorong palut lendir ke belakang rongga hidung dan menuju faring. Herlina mengatakan, partikel pada debu atau asap akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan reflek bersin.

Namun, bila partikel ini tidak keluar melalui reflek bersin, maka ia akan menempel pada mukosa hidung, mulut dan tenggorokan yang memang langsung kena pajanan debu atau asap. Kondisi inilah yang akan menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.

“Peradangan akan merangsang keluarnya sekret berlebihan, hal ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri. Karena gerakan silia akan mendorong palut lendir ke belakang rongga hidung dan menuju faring, maka debu maupun bakteri dalam hidung akan bergerak menuju saluran pernafasan bawah,” tutur Herlina.

“Akibat paparan debu dan asap saluran pernafasan dapat mengalami penyempitan dan produksi lendir akan terus meningkat,” tambah dia.

Jika hal ini sudah terjadi, maka seseorang akan sulit bernafas hingga bakteri tidak bisa dikeluarkan, benda asing tertarik masuk ke saluran pernafasan dan terjadilah infeksi saluran pernafasan, salah satunya ISPA.

Herlina mengatakan, ISPA lebih mudah terjadi karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/ virus dan lain-lain penyebab penyakit (agent), serta buruknya lingkungan (environment).

Penyakit ini akan menimbulkan gejala antara lain, hidung tersumbat atau berair, paru-paru terasa terhambat, batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit, kerap merasa kelelahan, dan tubuh merasa sakit.

“Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul seperti kesulitan bernapas, demam tinggi dan menggigil, tingkat oksigen dalam darah rendah, kesadaran yang menurun bahkan pingsan,” pungkas Herlina.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs