Beberapa anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya mendapat perlawanan sejumlah preman di sekitar pangkalan angkot Jl. Pasar Kembang Surabaya, saat tengah membantu mengantarkan masyarakat lantaran sejumlah angkutan kota (Angkot) mogok, Kamis (19/11/2015)
Bantuan tersebut merupakan hasil koordinasi dengan Dishub Surabaya dan Satpol PP serta jajaran samping. Beberapa anggota Linmas Kota Surabaya disebar ke beberapa titik lokasi yang biasa digunakan masyarakat untuk naik angkot. Menggunakan mobil patroli, Linmas bermaksud mengantar masyarakat kelokasi tujuan tanpa biaya.
“Sepertinya preman-preman itu menganggap kalau apa yang kami lakukan menyerobot lahan mereka. Kami jelaskan bahwa yang kami lakukan ini tugas kemanusiaan. Mereka tidak terima dan berusaha mengusir kami. Ini salah, kami lawan. Adu mulut ramai, masyarakat yang mau naik mobil patroli takut,” ujar anggota Linmas yang menolak identitasnya ditulis.
Adu mulut nyaris bentrokan antara anggota Linmas dan beberapa laki-laki yang biasa membantu angkot mencarikan penumpang itu, hampir saja tidak terhindarkan. Dua belah pihak berancang-ancang adu otot. Beruntung adegan itu tidak sampai berlanjut.
“Kami langsung kontak Sawahan. Dan ketika kawan-kawan Polisi dari Sawahan datang dan memberikan penjelasan, preman-preman itu pergi. Terus lokasi pangkalan angkot dekat layang Pasar Kembang itu dijaga Polisi, dibantu Linmas dan Satpol PP,” lanjut laki-laki bertubuh tambun itu.
Dikonfirmasi kejadian tersebut, Agus Maryono Satlak Penanggulangan Bencana Bakesbang Linmas Kota Surabaya, yang ditemui suarasurabaya.net, Kamis, membenarkan bahwa adu mulut nyaris bentrok antara Linmas dan preman memang terjadi.
“Tapi memang langsung bubar karena dilerai dan dihalau Polisi. Tugas kami sesuai prosedur untuk membantu tugas kemanusian. Dan hari ini kami membantu masyarakat mengantar kebebrapa lokasi sehubungan dengan aksi mogok angkutan kota. Kalau dihalang-halangi, ya salah itu,” tegas Agus Maryono.(tok/iss)