Badan Narkotika Nasional (BNN) mengumumkan nama-nama 10 orang tahanan rutan BNN yang melarikan diri pada Selasa pukul 03.00 WIB.
Siaran pers BNN, Selasa, menyebutkan 10 orang tahanan kasus narkotika tersebut melarikan diri dengan cara menjebol tembok penjara BNN bagian belakang.
Dari 10 tahanan yang kabur tersebut, lima di antaranya tergabung dalam jaringan Aceh yang terlibat dalam peredaran sabu seberat 77,3 kilogram. Kelimanya ditangkap pada tanggal 15 Februari 2015, yakni Abdullah alias Dulah (35), asal Langsa Baro, Aceh Timur ; Samsul Bahri alias Kombet (42), Julok Aceh Timur ; Hamdani Razali (36), Darul Aman, Aceh Timur ; Hasan Basri (35), Idi, Aceh Timur ; dan Usman alias Raoh (42), Peurelak Barat, Aceh Timur, lansir Antara.
Sementara, dua lainnya tergabung dalam jaringan peredaran sabu 25,2 kilogram di wilayah Karawang, Jabar, yaitu Apip Apriansyah (33), beralamat Jl H.Doel No.62 RT 02/RW 05 Kelurahan Bojong Pondok Terong Kecamatan Cipayung Kota Depok , dan M. Husein (42) beralamat di Punti Matangkuli Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara ; Jalan Perumahan Griya Indah Kelurahan Karawang Timur Kecamatan Karawang Timur, Kab. Karawang.
Keduanya ditangkap pada tanggal 19 Maret 2015, saat melakukan transaksi narkotika 25,2 kilogram di areal Pemakaman San Diego Hills, Karawang.
Sementara tiga tahanan lainnya yaitu Erick Yustin (39), beralamat di Perumahan Griya Katulampa Blok D1 No.3 Kelurahan Katulampa Kabupaten Bogor.
Erick ditangkap pada 30 Januari 2015 di daerah Cempaka Wangi, Jakarta Pusat karena terlibat dalam peredaran 7,6 kg sabu. Ia merupakan kaki tangan dari Sylvester Obiekwe, seorang napi Nusakambangan yang mengendalikan narkotika dari dalam penjara.
Kemudian, Harry Radiawana alias Pak De (47), beralamat di Jl. Merpati Raya Bekasi Barat. Harry terlibat dalam tranasaksi narkotika jenis sabu seberat 5.327,3 gram dan 127 butir ekstasi di kawasan Lebak Bulus, pada tanggal 4 Februari 2015.
Franky Gozali alias Thomas (34) beralamat di Jalan Andi Tonro 1 no.4 Makassar dan di Jalan Serba No.15 RT 4/RW 2 Kecamatan Maricaya Makassar. Franky merupakan tahanan titipan dari BNNP DKI Jakarta. Ia terlibat peredaran sabu 1,5 kilogram. (ant/iss/ipg)