Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mendaftarkan arsip Konferensi Asia Afrika kepada organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO, untuk dijadikan warisan ingatan dunia.
“Kami sudah kirim formulir ke UNESCO di Prancis untuk diregister arsip KAA sebagai warisan ingatan dunia,” kata Mustari Irawan Kepala ANRI di Denpasar, Rabu (29/4/2015) seperti dilansir Antara.
Surat register itu, lanjut dia, juga disertakan dengan empat surat dukungan dari Pemerintah Sri Lanka, India, Myanmar dan Pakistan yang merupakan empat negara pendiri KAA bersama dengan Indonesia.
Dia mengharapkan “roh” konferensi bersejarah yang dilaksanakan pada tahun 1955 di Bandung, Jawa Barat itu tetap hidup dan dikenal dunia melalui warisan ingatan dunia.
Selain itu, arsip KAA juga diharapkan memberikan gambaran kepada dunia bahwa Indonesia yang pada saat itu masih berumur 10 tahun, bisa menghelat kegiatan internasional dan memiliki pengaruh yang luar biasa bagi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.
“Sejak saat itu banyak negara di kawasan Asia dan Afrika yang merdeka,” tegasnya.
Sejak tahun 2013, lanjut dia, pihaknya telah melakukan kompilasi sebanyak 1.776 arsip menyangkut KAA berupa lembaran kertas, 565 arsip berupa foto dan tujuh dalam bentuk film asli KAA.
“Kompilasi itu untuk mendukung registrasi KAA di UNESCO,” imbuhnya.
Kompilasi itu, ucap dia, telah disiarkan melalui seminar dan forum-forum diskusi dan untuk menyebarluaskan informasi dan sejarah terkait KAA. (ant/dwi)