Ada beberapa tips untuk mengantisipasi terjadinya insiden ledakan gas elpiji seperti peristiwa peristiwa Rabu (13/5/2015) kemarin yang merenggut nyawa seorang bocah di kawasan Bulak Banteng, Surabaya.
Roebi Sulesmono Safety and Fire Pertamina pada Radio Suara Surabaya, Kamis (14/5/2015) mengatakan, beberapa pengguna gas elpiji khususnya ibu rumah tangga kadang lupa melakukan hal-hal yang kecil saat meninggalkan rumah.
Kata Roebi, bagi yang mau berpergian jauh harus melepas regulator gas elpiji dan dicium apakah ada kebocoran atau tidak. Jika regulatornya tidak dilepas, pastikan ukurannya nol untuk memastikan tidak ada gas yang lepas.
Selain iyu, jangan ada stop kontak di bawah karena berat masa elpiji lebih berat daripada oksigen sehingga kecenderungannya akan lebih ke arah bawah. “Kalau ada stop kontak di bawah bisa memicu kebakaran dan ledakan,” kata dia.
Jika terjadi kebocoran gas, lanjut dia, tabung harus segera dievakuasi di tempat terbuka agar gasnya bisa terurai dan konsentrasinya jadi menipis.
“Tapi saat mengevakuasi tabung elpiji gunakan sarung tangan. Dikhawatirkan kalau tidak menggunakan sarung tangan, tabungnya tidak mau lepas karena elpiji lengket dengan kulit,” ujar dia.
Untuk ciri kebocoran tabung, tambah dia, pertama yang bisa dideteksi adalah bau gas agak menyengat. Kedua di sekitar tabung seperti ada bongkahan es. (dwi/ipg)