Sebanyak 14 anggota DPR-RI Komisi V melakukan inspeksi mendadak di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui dan mendengar keterangan langsung dari tim evakuasi, mulai dari Syahbandar, SAR, Polair Polda Jatim, Navigasi dan pihak perusahaan pengelola Kapal Motor (KM) Wihan Sejahtera, tentang kapal tenggelam.
Sadarestuwati salah seorang anggota DPR-RI Komisi V sempat geram pada pihak perusahaan, karena data manifest atau jumlah penumpang tidak sama dan terus berubah.
“Kenapa data laporan manifest itu tidak sama, dan terus berubah-ubah. Kalau terjadi seperti ini, kalian apakah bisa memastikan tidak ada korban jiwa?” tanya anggota DPR-RI Komisi V dari partai PDI-Perjuangan ini.
Info tentang berubahnya data manifest tersebut setelah mendengar penjelasan AKBP Nanang Masbudi Wadir Polair Polda Jatim yang menceritakan bahwa pihaknya yang melakukan evakuasi pertama. Tim sempat kesulitan untuk melakukan evakuasi, karena tidak mengetahui data manifest sebenarnya.
“Yang pertama data kita terima itu penumpangnya ada 7 orang, ABK 25 orang, kendaraan ada 44 unit,” kata AKBP Nanang Masbudi.
Karena data manifest yang tidak jelas, anggota akhirnya melakukan analisa. Dilihat dari jumlah kendaraan, tim evakuasi memperkirakan ada lebih dari 80 orang penumpang yang berada di dalam kapal. Jadi tidak mungkin orang yang berada di dalam kapal hanya 30an saja.
Dan setelah dilakukan evakuasi, terbukti bahwa jumlah penumpang dalam kapal lebih dari 100 orang. “Setelah dilakukan evakuasi semuanya dan pendataan, akhirnya ketemu. Bahwa hingga petang yang telah dievakusi ada 212 orang penumpang,” terang dia. (bry/rst)