Rencana pemerintah menerapkan aturan pemajangan akuarium yang berisi ikan hias diharap tidak hanya isapan jempol. Demikian disampaikan Sapto Andriyono Dosen Fakultas Perikanan Universitas Airlangga Surabaya pada Radio Suara Surabaya Sabtu (28/3/2015).
“Semoga ini tidak hanya angin lalu, karena ini dampaknya bisa sangat luas sekali,” terang dia.
Menurutnya, rencana ini membuka kesempatan untuk mengekspos lebih luas lagi tentang keberagaman ikan-ikan hias yang ada di Indonesia.
“Ini adalah kesempatan untuk mengekspos ikan endemik di setiap daerah-daerah di Indonesia. Misalnya, di Jatim apa, di daerah lain apa, agar menjadi ciri khas. Tidak hanya ikannya, tapi tanaman airnya juga mesti diekspos,” katanya.
Selain itu, menurut Sapto, rencana ini bisa berdampak luas dilihat dari segi ekonomi di Indonesia.
“Selain ikan hias, pengrajin-pengrajin akuarium dan pernak pernik diharapkan mendapatkan untung jika kebijakan ini terealisasikan,” ujarnya
Sementara itu, untuk di wilayah Jatim sendiri, pengembangan potensi ikan-ikan hias masih belum terlalu besar. Kondisi di Jatim ini masih kalah dengan pengembangan ikan-ikan hias di Jabar.
“Di Jatim hanya fokus pada ikan-ikan hias yang marketable, seperti koi. Sebenarnya di Jatim banyak ikan-ikan hias selain koi yang tersebar di Malang dan Kediri, namun belum berkembang. Ini berbeda dengan di Jabar, ikan-ikan hiasnya sudah berorientasi ekspor,” pungkasnya. (dop/ipg)