Senin, 25 November 2024

Ajak Siswa SMA Peduli Energi di Manufacturing Engineering Challenge

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Peserta lomba diajak bermain-main dalam sebuah cerita fiksi yang melibatkan keterampilan. Foto: Totok suarasurabaya.net

Manufacturing Engineering Challenge: Manufactory, gelaran jurusan Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Ubaya (Universitas Surabaya) diikuti sekurangnya 66 tim SMA yang berasal dari sejumlah kota di Jawa Timur.

“Di rally games, peserta wajib menyelesaikan 9 level tingkat kesulitan soal. Tiap-tiap soalnya berisikan pertanyaan seputar bidang manufaktur yang mendekatkan mereka ke tujuan utama,” terang Herman Susanto Ketua Panitia.

Jika pada sesi rally games peserta bekerja kelompok masing-masing sekolah, maka disesi kedua peserta wajib bekerjasama. Berbagai kendala kemudian muncul.

Panitia berharap kolaborasi antar kelompok itu memunculkan inisiatif, karena untuk membuat sebuah tower dibutuhkan kerjasama antara kelompok karena masing-masing kelompok memiliki bahan-bahan untuk membangun tower.

Tower? Pada Manufacturing Engineering Challenge: Manufactory, peserta diajak bermain-main dalam sebuah cerita yang membutuhkan inisiatif, kerjasama serta saling mendukung guna memenangkan permainan.

Dari sesi awal hingga menjelang final, dari 66 tim, menyisakan 15 tim yang harus bertarung di babak final. Dan Jumat (4/9/2015) menjadi penentu bagi seluruh tim untuk muncul menjadi yang terbaik.

Pertarungan seru di babak final menghasilkan juara, SMA Kristen Petra 1 Surabaya berhasil menyabet juara 1, SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya berhasil menyabet juara 2, dan SMA Kristen Petra 1 Surabaya berhasil menyabet juara 3.

Sunardi Tjandra, S.T., M.T., Ketua Program Studi Jurusan Manufaktur yang juga dosen secara khusus memberikan perhatiannya pada lomba ini, berharap peserta juga melihat isu-isu terkait energi terbarukan.

“Kami berharap, siswa-siswa SMA juga mengerti isu-isu tentang energi terbarukan dan lebih peduli dengan lingkungan, dan lagi semoga lomba ini berhasil mencetak penerus industri manufaktur di Indonesia. Kenapa? Karena manufaktur itu jantung perekonomian suatu negara,” pungkas Sunardi pada suarausrabaya.net, Jumat (4/9/2015).(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs