Syaifullah Yusuf, Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU, menyampaikan permintaan maaf atas molornya agenda persidangan serta kejanggalan yang muncul dalam Muktamar.
Molornya persidangan bukan karena kesengajaan panitia, apalagi bertujuan untuk mengganjal kandidat Ketua Tanfidiyah maupun Ketua Rois A`am tertentu.
“Molornya agenda sidang karena persoalan teknis menyangkut registrasi peserta muktamar yang ruwet,” kata Gus Ipul, Minggu (2/8/2015).
Kata dia, ada muktamirin yang mempunyai ID ganda. Ada orangnya, ID nya tidak ada. Kejadian serupa juga menimpa wartawan.
Selain itu, terlambatnya penataan dan pembersihan ruang sidang pleno di alun-alun Jombang yang dipenuhi sampah pada pembukaan Sabtu (1/8/2015) malam juga menjadi salah satu faktor.
Keganjalan lain, banyak muktamirin yang tidak menempati pemondokan yang telah disipakan panitia sesuai dengan wilayah masing-masing. Setelah registrasi di sekretariat di GOR Jombang, mereka langsung pergi tanpa sepengetahuan panitia sehingga tempat pemondokan banyak yang kosong.
Gus Ipul mengambil contoh, di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Tambak Beras, dari 800 peserta hanya 350 yang masuk.
Saat dikonfirmasi adanya muktamirin yang dijemput kandidat tertentu untuk mengamankan suara dukungan, Gus Ipul mengatakan, tidak masalah mereka mau pergi kemana, tapi caranya tidak harus seperti itu.
“Silahkan registrasi dulu yang benar baru pergi, kita kan sama sama dewasa,” kata Gus Ipul.
Sementara itu, sidang pleno pertama untuk membahas soal tata tertib yang baru dimulai pukul 14 00 WIB, belum selesai hingga malam hari.
Sidang pleno sendiri penuh dengan interupsi dan protes, mirip sidang di DPR saat membahas persoalan yang krusial. (jos/iss/dop)