Angka kekerasan terhadap anak yang terjadi di Jawa Timur ternyata cukup mengkhawatirkan. Bahkan dari data yang ada, tiap hari minimal ada 38 kasus kekerasan yang dilaporkan ke kepolisian terjadi di Jawa Timur.
“Laporan yang saya terima, tiap hari minimal ada satu laporan di satu polres. Berarti tiap hari minimal ada 38 kasus kekerasan yang dialami anak,” kata Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jawa Timur, Kamis (20/8/2015).
Sebanyak 38 kasus kekerasan ini hanyalah yang terlapor. Padahal angka kekerasan diyakini lebih tinggi karena mayoritas kekerasan yang dialami anak tak sampai ke tangan yang berwajib.
Yang paling mengkhawatirkan, kata Gus Ipul, sebagaimana data yang dilansir FBI. Ada 750 ribu pelaku kekerasan terhadap anak yang memanfaatkan dunia maya yang selama ini memang sangat digemari anak-anak.
Bahkan, Yayasan Parinama Astha menyebut jika 70 persen video kekerasan dan pornografi terhadap anak ternyata diupload dari Indonesia.
Untuk menekan jumlah kekerasan, pemerintah provinsi saat ini juga terus mendorong adanya satgas perlindungan anak yang akan didirikan di setiap kabupaten/kota. Satgas ini, selanjutnya akan dikembangkan hingga tingkat kecamatan dan kelurahan bahkan hingga ke tingkat RT dan RW.
“Satgas ini akan terdiri dari polisi, TNI, pemerintah, LSM, serta tokoh masyarakat,” ujarnya. Selain membangun satgas, masyarakat juga diimbau untuk pro aktif melaporkan setiap kekerasan yang dialami anak.
“Penegakan hukum juga harus tegas, selama ini kasus pelaku kekerasan pada anak belum banyak yang dihukum berat. Mayoritas pelaku adalah keluarga dekat sehingga selalu berakhir pada perdamaian,” kata dia. (fik/rst)