Pemkot Surabaya menghabiskan 50 ton aspal per hari untuk perbaikan jalan di Surabaya. Bila dibandingkan pelebaran jalan, pengerjaan penambalan jalan berlubang relatif lebih cepat.
Hal itu seperti dikatakan Erna Purnawati-Kepala Dinas Bina Marga dan Pematusan (DBMP) Kota Surabaya.
Untuk pelebaran jalan waktu yang dibutuhkan bisa mencapai tiga minggu. “Tidak cukup cuma sehari,” ujarnya seperti dikutip dari laman Humas Pemkot Surabaya, Kamis (14/5/2015).
Sedangkan untuk penutupan jalan berlubang bisa diselesaikan dalam waktu satu hari.
Setiap harinya, kata Erna, DBMP memanfaatkan 40 sampai 50 ton aspal (hot mix) atau setara luasan 400 hingga 500 meter persegi untuk perbaikan jalan. Lokasinya pun berkisar antara 5 hingga 7 titik, bergantung kondisi kerusakan.
Tingginya intensitas kendaraan berat dan faktor cuaca menjadi penyebab utama kerusakan jalan di Surabaya. Karena itulah DBMP Surabaya terus mengoptimalkan kinerja satuan tugas (satgas) yang bekerja siang dan malam.
Satgas perbaikan jalan sebanyak 80 orang yang terbagi dalam lima grup dan satu grup khusus menangani pedestrian. Sesuai namanya, tugas utama satgas ini melakukan perbaikan meliputi menutup jalan berlubang, pelebaran jalan hingga memperbaiki keramik jalur pedestrian yang rusak.
Erna mengakui jerih payah satgas belum mampu mencakup keseluruhan problem jalan sekaligus. Untuk itu, perbaikan dilakukan satu per satu. DBMP mendahulukan jalan dengan tingkat kerusakan parah serta dimensi lubang yang besar.
Laporan pemeliharaan jalan pada Rabu (13/5) lalu, seperti dijelaskan oleh Erna, pelebaran jalan telah dilakukan di beberapa kawasan. Antara lain di Rungkut Madya dan Jl. Peneleh,menutup lubang di Jl. Kalirungkut hingga Jl. Pandugo, menutup lubang di Jl. Bulakjaya dan Jl. Gembong serta melanjutkan penutupan lubang di Jl. Lidah Wetan (Unesa).
Penutupan lubang jalan juga dilakukan di Jl. Dukuh Kupang Utara, Jl. Kupang Baru Barat dan perbaikan gril BTA Jl. Gayungsari Barat plus perbaikan keramik pedestrian frontage road Jl. Ahmad Yani. (den/rst)