Dalam 10 sampai 15 tahun ke depan, kanker diprediksi menjadi penyakit pembunuh utama di Indonesia. Dr Edward Yang Tuck Loong Konsultan Senior di RS Gleneagles Singapura mengatakan pertumbuhan kasus kanker yang ditangani RS Gleneagles, RS Mount Elizabeth Novena, dan RS Mount Elizabeth Orchard Singapura, menunjukkan kenaikan secara kualitatif. Dia juga meyakini secara kuantitatif angkanya juga menunjukkan pertambahan.
Kondisi ini seiring dengan makin meningkatnya dampak kesehatan pada gaya hidup masyarakat modern. Tidak hanya di perkotaan, kata Dr. Edward, bahkan di kawasan pedesaan Indonesia, kasusnya juga meningkat. Beberapa pasien yang ditangani, banyak diantara mereka adalah penduduk yang tidak tinggal di kota besar. Misalnya di pedesaan pulau Batam, kata Dr Edward, banyak juga yang berobat di RS Singapura.
Diantara kasus kanker yang paling banyak dilaporkan dan ditangani di 3 rumah sakit di Singapura itu, kanker paru, prostat, payudara, mulut, dan otak. Kanker-kanker jenis ini, kata dia, adalah typical penyakit yang timbul akibat gaya hidup. “Merokok meningkatkan potensi terjadinya kanker paru dan mulut, juga pengaruh makanan bisa memicu menimbulkan kanker payudara,” kata dia.
Meningkatnya angka kasus kanker yang dipicu gaya hidup di Indonesia, trendnya kurang lebih sama seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Meskipun negara itu dalam 10 tahun terakhir mampu menekan pertumbuhan angka kematian akibat kanker cukup signifikan. American Cancer Society mencatatkan jumlah kematian akibat kanker sejumlah 570 ribu pada tahun 2005. Lalu di semester pertama tahun 2015 ini, tercatat angka kematian akibat kanker sebanyak 312 ribu orang.(edy)