
Batalyon Infanteri-10 Marinir/Satria Bhumi Yudha secara resmi dikukuhkan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio di Markas Batalyon Infanteri-10 Marinir Setoko, Batam, Kepulauan Riau.
Upacara pengukuhan batalyon termuda Korps Marinir tersebut diawali dengan pembacaan surat keputusan pembentukan Batalyon Infanteri-10 Marinir, pelantikan komandan batalyon, penyerahan tunggul dan penandatanganan naskah pengukuhan serta penekanan tombol peresmian.
Kasal dalam amanatnya mengharapkan agar prajurit Yonif-10 Mar bersinergi dengan aparat terkait dari TNI/Polri dan pemerintahan serta masyarakat setempat dengan menjunjung tinggi adat Melayu, selain itu, Kasal juga menyampaikan pesan Panglima TNI bahwa bersama rakyat TNI kuat.
Peresmian Yonif-10 Mar/SBY dimeriahkan dengan demo terjun payung dan demo RDO (Rubber Duck Operation) yaitu suatu teknik operasi pertempuran/serbuan dengan menerjunkan perahu karet dan personel pengawaknya dari atas pesawat ke laut untuk menjangkau serta menghancurkan sasaran secara rahasia.
Yonif-10 Mar/SBY merupakan batalyon terlengkap yang dibekali kemampuan dalam melaksanakan Maritime Interdiction Operation. Satuan ini memiliki peleton perahu serbu yang dilengkapi dengan combat boat dan perahu karet. Satuan ini juga memiliki peleton tempur khusus yang beranggotakan para prajurit Intai Amfibi dan Regu Pandu Tempur Marinir yang dilengkapi dengan Sea Raider untuk melaksanakan operasi pengamanan maupun penanggulangan teror aspek laut. Kemampuan khusus itu merupakan faktor penting yang harus dimiliki Yonif-10 Mar dalam menghadapi tantangan dan dinamika di daerah operasi khususnya di wilayah kepulauan Riau dan Selat Malaka yang merupakan jalur vital dalam pelayaran nasional maupun internasional.
Sebagai batalyon infanteri Marinir terlengkap, Yonif-10 Mar juga diperkuat unit Tank Amfibi BMP-3 F, kendaraan amfibi angkut personel LVT-7, kendaraan tempur anti serangan udara BVP-2, unit peluncur roket multi laras RM-70/Grad, unit kendaraan taktis Colorado dan Jeep KIA yang dilengkapi dengan senjata mesin GPMG.
{jpg*7Pembangunan Yonif-10 Marinir, berawal dari Direktif Presiden Republik Indonesia ke-6, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada akhir Juni 2011 kepada Letnan Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (Komandan Korps Marinir pada waktu itu) di Istana Negara tentang pentingnya mendirikan batalyon Marinir di sekitar Batam. Sebagai tindak lanjut direktif ini pada 17 Oktober 2014 lalu, presiden SBY menandatangani prasasti peresmian Yonif-10 Mar/SBY di Akademi Militer Magelang.
}Usai pengukuhan yang diikuti pasukan upacara gabungan terdiri dari empat kompi Marinir, peleton tempur khusus, peleton perahu penyerbu, peleton TNI AD, Lanal Batam, Polri, Satpol PP, FKPPI dan Pemuda Panca Marga, dilaksanakan acara tradisi berupa penyerahan pedang Jenawi oleh Kasal kepada Danyonif- 10 Mar Letkol Marinir Kresno Pratowo serta pengguntingan pita oleh Ibu Penny Marsetio. Pada kesempatan tersebut Kasal juga menandatangani prasasti peresmian Masjid “As Sunnah” Guskamlabar Koarmabar.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Kasirun Situmorang, Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, para Pejabat Teras Mabesal, para Pemimpin Kotama TNI AL, para sesepuh Marinir dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Batam.(tok)