
Puasa dan lebaran tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya karena bersamaan dengan kenaikan TDL, tahun ajaran baru dan nilai fluktuasi rupiah. Waspadai pengeluaran berlebih dampak momen kenaikan harga kebutuhan yang bersamaan.
Kenaikan harga kebutuhan pada lebaran dan puasa wajar seiring meningkatnya demand barang kebutuhan.
Sampai Selasa (1/7/2014), pantauan harga kebutuhan sehari-hari di tiga pasar tradisional Surabaya Wonokromo, Keputran dan Pabean belum ada kenaikan harga signifikan.
Data Surabaya.go.id, kenaikan harga rata-rata terlihat pada komoditas cabe keriting, daging sapi, cabe merah dan wortel yang harga rata-ratanya naik 3 sampai 30an rupiah dibanding Senin (30/6/2014). Sementara harga sembako masih tetap seperti beras 9.000-10 ribuan, terigu 7000-an dan gula pasir 10 ribuan.
Data ini tidak jauh berbeda seperti yang disampaikan Widodo Suryantoro Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Surabaya pada pertengahan bulan lalu.
“Untuk bawang merah lokal dari 14,8 menjadi 18 naik 25 persen dan ini yang cukup signifikan. Kemudian kubis juga ada kenaikan dari Rp.4000 menjadi Rp.5.300. Kalau yang belum naik seperti beras, gula dan minyak goreng itu kita coba untuk tidak naik,” kata dia.
Tapi antisipasi tetap harus dilakukan karena momen kali ini juga bersamaan dengan kenaikan TDL, tahun ajaran baru dan fluktuasi rupiah. Bisa jadi pengeluaran menjadi tidak terkontrol dan finansial berpotensi terkena imbas.
“Puasa ini kan awal Juli mulainya dimana pengeluaran kita juga cukup banyak mulai dari pendaftaran sekolah, kebutuhan anak sekolah tapi di satu sisi juga untuk kebutuhan lebaran. Sedangkan bisa dikatakan kalau kebutuhan lebaran ini rutin tahunan. Intinya karena konsumsi semakin besar sehingga savingnya bisa dikurangi,” kata Ahmad Fadil Awaludin Financial Planner. (gk/dwi)
Foto : Ilustrasi