Sabtu, 23 November 2024

Warga Dolly Mulai Menatap Hidup Baru

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

Berbagai pelatihan kerja yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya terhadap warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak mulai menampakkan hasil. Pada Selasa (15/7/2014), mereka bahkan memamerkan beberapa kerajinan produk asli warga Dolly di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya.

Beberapa kerajinan itu di antaranya adalah kue kering, telor asin, deterjen dan sabun cair serba guna, serta aneka produk rumahan lainnya. Tak hanya memamerkan, mereka juga bercerita apa yang kini telah mereka alami.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada 30 toko yang jadi pelanggan telur asin bikinan saya. Kalau bikin 1.000 telur, untungnya bisa Rp 700 ribu. Kalau dulu jualan kopi nggak tentu, kadang hasilnya lumayan kadang kecil. Dan yang jelas, kalau jualan kopi kan hampir 24 jam. Sementara kalau jualan telur asin ada waktu istirahatnya,” kata Sutik, warga Putat Jaya IIA yang dulunya berjualan kopi di depan salah satu wisma pelacuran.

Hal yang sama juga diungkapkan Tutik, mantan operator cafe di kawasan lokalisasi Jarak. Kini Tutik mulai mantap beralih profesi sebagai pembuat kue kering.

Setelah mengikuti pelatihan yang digelar Taman Bacaan (Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya), Tutik kini sudah bisa membuat beberapa kue seperti putri salju, nastar dan kastengel. Dia mengaku sudah berhasil menjajakan 50 toples kue buatannya. Dulu, sewaktu menjadi operatot cafe, dia harus bekerja dari mulai pukul 22.00 hingga pukul 01.00 WIB tetapi hasilnya tidak menentu.

“Ini saya masih pakai modal sendiri. Besarannya nggak banyak. Semoga nanti ada bantuan modal dari Pemkot Surabaya sehingga usaha pembuatan kue saya ini bisa lebih besar. Saya juga berharap dibantu pemasaran,” ujar Ibu tiga anak ini.

Sedangkan Suryono, warga RW 12 Putat Jaya C yang sebelumnya membantu kakaknya berjualan nasi, awalnya mengaku penutupan lokalisasi Dolly membuat pendapatan dari usaha warung nasinya tidak seperti sebelumnya. Karenanya, dia kemudian tertarik untuk mengikuti pelatihan pembuatan produk rumah tangga seperti sabun cair, karbol dan softener yang digelar oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB).

Kini, bapak dua anak ini sudah bisa memproduksi sendiri. Bahkan, sejak dua minggu lalu, produk buatannya seperti sabun cair serba guna, karbol dan shampo cuci motor yang diberi merk “Delta 5”, diminati banyak warga di kawasan Dolly dan Jarak.

Anto Handiono dari Bapemas KB Kota Surabaya mengatakan, sejak 2010 hingga 2013, pihaknya sudah melakukan pelatihan di 31 kecamatan dan sudah ada 49.470 orang yang dilatih.

Untuk 2014, khusus di Kecamatan Sawahan, Bapemas KB sudah melatih 1067 orang. Sedangkan khusus untuk Kelurahan Putat Jaya, sejak Februari lalu sudah ada 395 orang diberi pelatihan yang terdiri dari 19 kelas.

Selain melakukan pelatihan kepada warga terdampak, Bapemas KB juga memberikan bantuan untuk alat produksi dan juga menfasilitasi pemasaran. “Kita juga fasilitasi untuk menggunakan gerai milik Pemkot di mal, termasuk di gerai milik Bapemas di rumah kreatif masyarakat Surabaya,” kata Anto.

Sementara itu, Muhamad Fikser, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya mengatakan, banyaknya warga terdampak yang telah merintis usaha sendiri, menjadi bukti nyata bahwa Pemkot Surabaya tidak sekadar menutup lokalisasi. Tetapi juga serius melakukan upaya penanganan berupa intervensi dari beberapa dinas.

“Terkait testimoni warga ini, nanti akan saya sampaikan ke dinas terkait. Jadi Pemkot tidak hanya menutup. Tetapi juga melakukan berbagai kebijakan agar warga di sana bisa beralih profesi dan menjadi mandiri,” kata Fikser. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs