Wali Kota Malang Bingung Terapkan Kurikulum Pendidikan

Moch Anton Wali Kota Malang, menegaskan pembatalan kurikulum 2013 oleh Anies Baswedan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah (Menbud Dikdasmen), membingungkan pemerintah daerah yang sudah serius menerapkan kurikulum tersebut.

Anton mengungkapkan, dengan kurikulum yang sudah mulai berjalan selama tiga semester, siswa dan guru sudah mulai beradaptasi. Sehingga dengan adanya pembatalan kurikulum tersebut, maka akan membingungkan dan mengacaukan yang sudah berjalan dengan baik.

“Kurikulum 2013 baru berjalan tiga semester, siswa dan guru mulai bisa beradaptasi, bahkan buku-buku penunjang maupun panduan sudah lengkap, kalau dibatalkan kan membingungkan dan mengacaukan yang sudah berjalan dengan baik, oleh karena itu kami keberatan,” kata Anton di Malang, Rabu (10/12/2014).

Selain itu, biaya pendidikan dipastikan akan membengkak, sebab dengan kurikulum baru nanti siswa wajib membeli buku baru secara mandiri, sehingga akan memberatkan siswa.

Ia berharap sebelum Menbud Dikdasmen mengeluarkan keputusan secara resmi, dilakukan kajian lebih dalam lagi, jangan sampai setelah dihapus, justru siswa menjadi korban, tidak hanya harus mengeluarkan biaya untuk membeli buku baru, tetapi juga membuat siswa bingung menyesuaikan dengan metode pendidikan yang terus berganti.

Menurut Anton alangkah baiknya pemerintah tetap menjalankan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan dan bukan mengganti dengan yang lama, yakni kurikulum 2006 (KTSP). Sebab, sumber daya manusia serta infrastruktur sudah dipersiapkan guna menyukseskan pendidikan karakter bagi para siswa.

“Mestinya kan dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu. Kurikulum 2013 ini kan baru 1,5 tahun, jadi belum bisa dilihat hasilnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Anies Rasyid Baswedan Menteri Budaya dan Pendidikan Dasar dan Menengah memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia sehingga setiap sekolah menjalankan kembali Kurikulum 2006. (ant/nif/fik)